Aktifitas Gempabumi Wilayah Maluku Utara Semester Pertama Tahun 2022

Sebarkan:
Taufan Taufik

Oleh: Taufan Taufik
Staff Pusat gempabumi dan Tsunami, BMKG Jakarta


Maluku Utara merupakan salah satu daerah yang mempunyai aktifitas tektonik yang cukup tinggi, dimana Maluku Utara terdapat pertemuan tiga lempeng besar. Sebelah barat pulau Halmahera terdapat subduksi ganda. Zona penujaman antara Lempeng Laut Maluku ke timur di bawah Halmahera dan ke barat di bawah busur Sangihe. Zona ini membentuk huruf U terbalik menyebabkan terjadinya deretan  gunung berapi aktif di busur Halmahera di sebelah timur Laut Maluku (MaCaffrey dkk, 1980). Zona subduksi Filipina terjadi akibat penujaman oleh lempeng Filipina yang menujam ke lempeng Eurasia dengn mekanisme serong yang menekan Mindanau bagian timur (Widiwijayanti dkk, 2004). Dalam variasi utara selatan, kecepatanpergerakan lempeng Filipina semakin melambat dari arah selatan ke utara dari 10 cm/th menjadi 8 cm/th (Ranken dkk, 1984; Asrurifak dkk, 2010).

Kejadian Gempabumi Semester Pertama

Pada semester pertama di tahun 2022 telah terjadi gempabumi sebanyak 753 kejadian dari bulan januari hingga juni dengan 30 kali gempabumi dirasakan. Gempabumi yang terjadi mempunyai kekuatan yang bervariasi yaitu dengan magnitudo antara 2,1 hingga 6,0. Gempabumi yang terjadi di Maluku Utara didominasi dengan gempa-gempa berkekuatan sedang yaitu dengan magnitudo 3 sampai 5 dengan jumlah kejadian sebanyak 556 kejadian gempabumi atau 74% dari total gempabumi yang terjadi. Berdasarkan persentase kejadian gempa, gempabumi dengan kekuatan kurang dari 3 terjadi sebanyak 21% atau 176 kejadian gempabumi, sedangkan gempabumi dengan magnitude diatas 5 terjadi sebanyak 21 kejadian atau 3% dari total gempa yang terjadi. Bila ditinjau dari segi kedalamannya gempabumi yang terjadi berada pada kedalaman 1 km hingga 348 km. Gempabumi dengan kedalaman dangkal yaitu gempa yang berada pada kedalaman kurang dari 60 km terjadi sebanyak 601 gempabumi atau sebanyak 80% dari total kejadian . Gempabumi menengah yaitu gempabumi dengan kedalaman gempa antara 60 km hingga 300 km, pada semester pertama di tahun 2022 telah terjadi sebanyak 150 kejadian atau 20%. Sedangkan gempabumi dalam yaitu gempabumi yang berada pada kedalaman lebih dari 300 km dan terjadi sebanyak 2 kali kejadian gempabumi.

Grafik
Gempabumi Merusak

Selama periode satu semester telah terjadi sebanyak 30 kali gempabumi dirasakan, dua diantaranya berdampak pada kerusakan infrastruktur dan luka-luka. Hari Sabtu tanggal 08 Januari 2022 masyarakat Maluku Utara di guncang gempabumi dengan kekuatan 5.3 yang kemudian disusul dengan gempabumi dengan magnitudo 5.5. Pusat gempabumi berada  4 km arah barat laut Halmahera Utara dengan kedalaman gempabumi 10 km. Berdasarkan jenis dan mekanismenya, gempabumi yang terjadi ini adalah gempabumi dengan kedalaman dangkal yang diakibatkan adanya aktifitas sesar aktif di wilayah Maluku Utara dan hasil analisa mekanisme sumber menunjukan bahwa gempabumi ini memiliki pergerakan mendatar ( strike slip fault ). Gempabumi dengan magnitudi 5.3 ini cukup dirasakan kuat oleh masyarakatdi Halmahera Barat dan Halmahera Timur dengan intensitas  III - IV MMI( Modified Mercalli Intensity). Beradasarkan data BPBD Halmahera Utara dampak yang ditimbulkan dari gempabumi ini mengakibatkan kerusakan ringan pada bangunan sebanyak 34 unit, 18 unit mengalami kerusakan sedang serta 5 unit bangunan mengalami kerusakan berat. Gempabumi ini juga mengakibatkan 3 unit rumah ibadah dan 1 unit kantor desa mengalami kerusakan ringan. Gempabumi yang berada di darat ini menyebabkan guncangan yang cukup kuat dirasakan  berdampak pada kerusakan bangunan dan menimbulkan korban luka-luka sebanyak 2 orang, satu diantaranya mengalami patah tulang akibat tertimpa material bangunan. Gempabumi yang merusak selanjutnya yang terjadi pada tanggal 18 april 2022 dengan magnitudo 5.2 yang berada di darat dengan kedalaman 116 km. Gempabumi dengan kedalam menengah ini menimbulkan kerusakan bangunan yang ada disana. Berdasarkan laporan BPBD setempat kerusakan akibat gempabumi dengan magnitudo 5.2 ini  sebanyak 57 bangunan rusak berat 1 diantaranya rumah ibadah, serta 21 bangunan mengalami rusak ringan. Dampak dari gempabumi dengan kedalaman menegah ini tidak menimbulkan korban luka-luka maupun korban jiwa.

Mitigasi Gempabumi

Pengurangan resiko bencana tentu harus dilakukan, hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kerugian baik materi maupun non materi. Hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mitigasi gempabumi yaitu sebelum gempabumi terjadi, saat terjadi dan setelah terjadi. Sebelum gempabumi terjadi hal yang diperhatikan yaitu kita harus mengenali lingkungan dimana kita berada. Jika ingin membangun bangunan hendaknya yang kuat dengan mengacu pada peraturan bangunan tahan gempa, serta jangan membangun bangunan diatas atau bawah tebing dan tanah timbunan yang tingkat kepadatannya tidak sesuai dengan daya dukung tanah terhadap bangunan diatasnya. Saat gempabumi sedang terjadi hal yang harus dilakukan yaitu segera melindung kepala dengan benda-benda yang keas dan tetap tenang, mencari tempat berlindung pada benda-benda yang kuat sekitar kita. Ketika gempabumi telah berakhir segera evakuasi diri dengan mengikuti jalur evakuasi menuju titik kumpul yang aman. Saat kita berada diluar bangunan hendaknya menghindari bangunan yang sudah rusak karena bisa runtuh sewaktu-waktu, serta tidak lupa untuk menyimak perkembangan informasi terkait kejadian gempa melalui radio, televisi maupun sosial media.*
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini