Dinkes Kota Ternate Beri Pelatihan Entomologi Malaria Kepada Petugas Puskesmas

Sebarkan:
Dinkes Kota Ternate bersama Petugas Puskesmas. (Kamera/Adi).
KAMERA TERNATE - Dinas Kesehatan Kota Ternate Maluku Utara, (Malut) memberi Pelatihan Etimologi Malaria kepada petugas Puskesmas jajaran untuk mencegah penyakit tular vekstor yang saat ini masih nenjadi masalah untuk kesehatan masyarakat.

Pelatihan ini berlangsung di Grand Majang Hotel Ternate. Jumat, 15 Desember 2023.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate, dr. Fathiyah Suma mengemukakan, malaria  merupakan salah satu penyakit tular vekstor yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. 

Fathiyah menjelaskan, malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp, ditularkan oleh vektor nyamuk anipheles, yang dapat menyerang semua orang, dan semua golongan umur, baik bayi, anak-anak hingga orang dewasa. 

"Penderita malaria yang dilaporkan selama tahun 2018 sebanyak 222.085 orang, dengan   anual parasite incidence Api sebesar 0,84/1.000 penduduk. Api tertinggi masih ditemukan di empat provinsi, yaitu Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku, yang menyumbang  70 persen terhadap kasus malaria di  Indonesia," ujar Fathiyah melalui keterangan tertulisnya dalam kegiatan pelatihan entomologi malaria kepada petugas puskesmas, Jumat, 15 Desember 2023.

Hal tersebut sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI dengan nomor 293/Kemenkes/SK/IV/2009 tenang eliminasi malaria di Indonesia dan   surat edaran Menteri Dalam Negeri kepada seluruh Gubernur dan Bupati Wali Kota nomor      443.41/465/SJ/2010 tentang pedoman     pelaksanaan program eliminasi malaria di         Indonesia. 

Mantan Kepala Dinas BPKBN Kota Ternate itu menyebut, untuk mencapai eliminasi malaria secara nasional, pencapaiannya dilakukan bertahap, mulai dari tahun 2010 sampai seluruh Indonesia dinyatakan bebas malaria selambat -lambatnya tahun 2030. Ia mengatakan, salah    satu kunci keberhasilan pengendalian malaria    adalah pengendalian vektor. 

"Jika vektor dapat dikendalikan dengan baik maka penularan penyakit dapat dihindari. Dalam peraturan  pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan dinyatakan bahwa upaya pengendalian vektor harus dilakukan secara komprehensif, meliputi upaya pengenalan bio-ekologi vektor, perilaku vektor, status resistensi vektor, efikasi insektisida dan kegiatan pengendalian vektor," jelasnya.

Drinya juga memaparkan, untuk dapat mengendalikan vektor secara komprehensif sebagaimana diatur dalam Peratutan Menteri Kesehatan Nomor 50 Tahun 2017, dibutuhkan tenaga kesehatan yng  terlatih di bidang pengendalian vektor. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu ada pelatihan entemologi malaria untuk petugas kesehatan, terutama petugas di puskesmas sebagai pelaksana terdepan. 

"Tujuan dari pelatihan ini adalah setelah  peserta mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan kegiatan entomologi malaria di puskesmas sesuai dengan kompetensinya. Dan setelah pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan bionomik nyamuk Anopheles sp, melakukan identifikasi nyamuk  Anopheles  sp, melakukan survei malaria, melakukan pemetaan vektor malaria, melakukan vektor pengendalian malaria, dan melakukan pencataan dan pelaporan menggunakan aplikasi." pungkas Fathiyah.

====
Penulis : Mulyadi Ismail.
Editor    : Rustam Gawa.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini