Samsul Rizal dan Konsep Pembangunan Kota Tidore

Sebarkan:
Saiful Amarullah

Oleh: Saiful Amarullah, ST
Alumni Planologi Universitas 45 Makasar

Konsep pembangunan yang ideal adalah konsep pembangunan berdasarkan potensi dan karakteristik wilayah masing-masing.

Dengan mengidentifikasi (Riset) tentang potensi dan karakteristik wilayah maka di harapkan pembangunan suatu wilayah atau daerah bisa mendorong pertumbuhan daerah secara umum dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Menangapi vidio pernyataan Salah satu Tokoh masyarakat yang viral di media sosial, dan mendapat bermacam-macam tangapan baik positif atau negatif.

Pernyataan Samsu Rizal yang ingin mengkosepkan pembangunan Kota Tidore seperti Jedah dan Mekah. Di mana kedua wilayah tersebut memiliki fungsi masing-masing berdasarkan potensi dan karakteristik kewilayaan.

Samsu Riza dalam Vidio tersebut ingin menerapkan konsep tersebut di Kota Tidore dengan Dengan memisahkan pembangunan di Pulau Tidore dan Daratan Oba.

Diluar dari pernyataan yang kontroversi dan terkesan Rasis dengan  menganggap daratan Oba sebagai tempat Kaco (Ricu, Rusuh), dan menyingung salah satu etnis. Ada konsep besar yang coba di gagas.

Saya menangkap dua poin penting dari konsep yang di jelaskan oleh Samsu Riza di dalam Vidio yang viral tersebut, berdasarkan disiplin ilmu keplanologian.

Pertama, Kota Tidore secara geografis terbagi menjadi dua wilayah besar yaitu Pulau Tidore dan Daratan Oba. Setiap wilayah mempunyai karakteristik dan potensi masing-masing. Kedua, berdasarkan karakteristik kedua wilayah tersebut, maka konsep pembangunan kedua wilayah tersebut harus di berbeda.

Dari dua poin di atas saya coba memahami konsep pembangunan yang coba di jelaskan Samsu Riza dengan membagi pulau Tidore dan Oba dengan fungsinya masing-masing.

Pulau Tidore yang di mana terdapat Ibu kota Kota Tidore Kepulauan, pusat kerajaan Kesultanan Tidore, wilayah yang kental dengan adat, budaya dan peradaban Islamnya. Pulau Tidore mempunyai sejarah-sejarah besar tentang Islam. Dengan demikian  Konsep pembangunan di pulai Tidore lebih ke arah Religius yang Berbudaya. Pembangunan dengan konsep ini dengan menitik beratkan pulau Tidore sebagai pusat peradaban Islam moderen dan maju serta tidak meninggalkan Adat dan budaya orang Tidore.

Daratan Oba secara administrasi merupakan bagian dari Tidore Kepulauan, bagian dari kesultanan Tidore, namun secara geografis di pisahkan dari pulau Tidore dan terletak di daratan Halmahera. Posisi daratan Oba merupakan pintu masuk beberapa kabupaten yang ada di pulau Halmahera. Luas wilayah yang besar, masyarakat yang heterogen, memiliki SDA yang melimpah.

Konsep Pembangunan di daratan Oba yang lebih terbuka (fleksibel). Membangun atau menciptakan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru yang lebih moderen dan terbuka sesuai dengan potensi dan karateristik Daratan Oba.

Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), peruntukan Ruang di suatu wilayah atau kawasan selalu mengacu pada kondisi eksiting wilayah atau karakteristik wilayah. Dengan demikian dalam proses perencanaan penataan dan pemanfaatan ruang kita dapat memaksimalkan potensi-potensi yang ada. Salah satu manfaat dari Perencanaan Wilayah adalah mewujudkan keterpaduan dan saling dukung antar wilayah.

Pulau Tidore kedepan di kenal sebagai wilayah dengan pusat peradaban Islam yang berbudaya yang ada di Maluku Utara dan Asia Tenggara. Sedangkan daratan Oba yang secara administrasi bagian dari Tidore kepulauan, di jadikan kawasan/wilayah yang lebih terbuka dan moderen.*
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini