Astaga! Kepsek SLB Negeri Tobelo Diduga Salahgunakan Dana BOS, Guru Turun Demo

Sebarkan:
Sejulah tuntutan para guru dalam aksi protesnya. (Kamera/Rustam)
KAMERA TOBELO - Kepala Sekolah (Kepsek) SLB Negeri Tobelo, Halmahera Utara, Drs. Radjak Hi Abd Mutalib, diduga menyalahgunakan dana BOS tahun 2021 dan 2022. 

Isu ini terkuak saat para guru menggelar aksi protes alis demo di sekolah tersebut pada Jumat pagi, 10 Maret 2023. 

Selain mempersoalkan dugaan penyalahgunaan dana BOS, para guru juga membokar ketidakaktifan dua oknum guru di SLB Negeri Tobelo. Mirisnya kata mereka kedua guru berisial AY dan LAS itu bahkan tak lagi aktif selama dua sampai empat tahun lamanya. 

Hasan Mutalib, salah satu guru SLB Negeri Tobelo kepada wartawan mengatakan, dugaan penyalahgunaan dan BOS itu dibuktikan dengan tidak adanya fasilitas tingkat kelas dan TU di lapangan. 

"Kami sudah melakukan permohonan tetapi sampai akhir untuk menghadapi ujian tidak ada kesiapan-kesiapan yang diadakan berdasarkan dengan rancangan melalui dana operasional itu," ujar Hasan. 

"Dana BOS itu sekarang tinggal dua tahap, tahap awal itu kurang lebih Rp.210 juta tapi sampai saat ini untuk persiapan ujian saja tidak ada, padahal hari Senin itu kami sudah menghadapi ujian," sambungnya. 

Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi untuk menyampaikan hal-hal menyangkut kesiapan sekolah, namun tidak diindahkan oleh kepala sekolah. Bahkan, setingkat foto dan alat peraga untuk menghadapi ujian diberi tanggungan terhadap siswa. Padahal kata dia, peserta ujian di SLBN Tobelo itu difasilitasi oleh sekolah melalui dana BOS. 

"Kami minta agar supaya dari pihak dinas ini betul-betul melihat tentang pengelolaan dana BOS. Kami siap mejelaskan sesuai pengelolaan dana BOS yang dilakukan kepala sekolah," pintanya. 

"Jika di hari senin tidak ada alat peraga yang disiapkan maka kami tetap siap melayani para siswa untuk ikut ujian kami akan mengambil langkah tanpa kepala sekolah yang tidak mau merespon terkait dengan biaya. Ini adalah tanggung jawab guru dan kami siap melayani para siswa," kata Hasan. 

Sejulah guru saat menggelar aksi protes.
Parahnya, Hasan bilang, bendera merah putih pun tidak pernah dikibarkan setiap hari sekolah. Mirisnya kondisi tersebut diabaikan kepala sekolah. 

Sedangkan, untuk dua oknum guru yakni AY dan LAS yang diketahui tak lagi aktif bertahun-tahun itu, kata Hasan, agar menjadi pertimbangan serius Dinas terkait. 

"Kami minta agar GTK Dinas membatalkan dan tidak menerbitkan SK kedua oknum guru tersebut. Kami juga minta agar kepsek segera mengembalikan bantuan dari pemerintah berupa aset-aset sekolah," tegasnya. 

Hasan juga mengungkapkan bahwa terdapat salah seorang yang bertugas di SLB Negeri Tobelo sebagai TU berinisial WH tidak menerima gaji selama di tahun 2022 alias satu tahun. Parahnya, WH bahkan digantikan oleh (Kepala Sekolah) dengan guru baru inisial SL dan AM. 

Nanang Budianto, salah satu guru yang ikut dalam aksi protes itu menambahkan, dua oknum guru malas tersebut dalam data dapodik yang diamankan oleh kepala sekolah saat pengusulan P3K, justru diluluskan dari sisi penialaian kepala sekolah yang tidak profesional. 

"Sementara guru-guru yang mengabdi di sekolah sini bahkan bertahun-tahun itu tidak diloloskan semua, ini karena persoalan ijazah sehingga menjadi benturan disitu," sebutnya. 

"Dorang (mereka) berdua ini betul ijazah nya PLB tapi soal keaktifan ini yang menjadi masalah, itu karena salah satu guru adalah anak kepala sekolah," sambung Nanang. 

Sementara itu, Kepala sekolah Drs Radjak Hi Abd Mutalib saat dihubungi wartawan melalui aplikasi WhatApp justru diangkat anaknya, Lili Amelia Sari Abd Mutalib, yang merupakan tenaga di SLB Negeri Tobelo. 

"Kepsek punya handphone hilang karena jatuh di bentor, dia titip WA nya di saya punya handphone, jadi kalau konfirmasi itu harus saya pulang ke rumah kalau mau bercerita sama Kepsek," ujar Lili Amelia merespon konfirmasi. 

Bahakn, Lili Amelia juga membatah kalau fasilitasi ujian yang disinyalir tidak diadakan oleh Kepsek itu tidak benar adanya. 

"Saya kebutulan guru di situ juga dan panitia ujian, saya siapkan semuannya, kebutulan tadi saya kerja cuman saya di halang para guru jangan dikerjakan itu, saya punya bukti rekaman vidio nanti saya kirim agar pak wartawan liat, bahkan saya diusir suruh keluar dari ruangan, jadi kalau mereka bilang tidak ada fasilitas ujian itu rekayasa karena saya ada bukti," pungkasnya. 

====
Penulis : Rustam Gawa
Editor    : Rustam Gawa
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini