Hari Kedua Rapat Konvergensi Stunting, 2 Kecamatan di Tidore Paparkan Hasil

Sebarkan:
Pertemuan hari kedua Presentasi Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting (Konvergensi Stunting) tingkat Kecamatan se-Kota Tidore Kepulauan. (Kamer/Aidar)
KAMERA TIDORE - Presentasi Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting (Konvergensi Stunting) tingkat Kecamatan se-Kota Tidore Kepulauan masih berlanjut, Kamis, 2 Maret 2023.

Di kesempatan ini terdapat 2 Kecamatan yang memaparkan presentasi percepatan penurunan stunting, yaitu Kecamatan Tidore dan Kecamatan Tidore Selatan. Adapun prevalensi stunting Kecamatan Tidore berada pada angka 6 persen dan di Kecamatan Tidore Selatan berada di angka 2,3 persen untuk bulan Februari 2023.

Sekretaris Camat Tidore, Irvan Togubu  memaparkan permasalahan yang ditemui oleh Tim Pendamping Kecamatan di lapangan, mulai dari pola asuh, faktor ekonomi, kehamilan dengan komplikasi, hingga faktor lainnya, seperti sanitasi lingkungan dan penyakit penyerta yang masih menjadi problem.

“Proses Pendampingan keluarga beresiko Stunting oleh Tim Pendamping Kecamatan Tidore dimulai dari, pendampingan keluarga berkelanjutan, pendampingan ibu jamil, pendampingan Ibu pasca persalinan, dan pendampingan balita 0-59 bulan,” papar Irvan.

Selain itu, kata Irvan, kampanye perubahan perilaku yang terdiri dari; penyuluhan kespro di anak sekolah, penyuluhan dan pemberian tablet Fe, edukasi kespro cantin, penyuluhan posyandu, pemeriksaan ANC di Faskss, edukasi bersalin di Faskes, Edukasi IMD, Edukasi Asi Esklusif, Penyuluhan MP-Asi, penimbangan bayi balita di posyandu, Paud dan TK, Pemberian Vit. A, Pemeriksaan kesehatan anak sekolah, Penyuluhan PHBS, Penyuluhan Germas.

Sementata Proses Pendampingan Keluarga Beresiko Stunting oleh TPK Kecamatan Tidore Selatan, dipaparkan oleh Tim Penyuluh KB Kecamatan Tidore Selatan, Hizbul Watan. Ia mengatakan jumlah KRS di Kecamatan Tidore Selatan adalah sebanyak 785 dan sudah di lakukan pendampingan adalah 333 KRS dari 5 sasaran antara lain; Catin, Bumil, Bulim, Baduta dan Balita.

“Pendampingan Catin dilakukan setelah menerima informasi dari berbagai sumber itu kemudian dilakukan konseling pranikah oleh KUA dan Pemeriksaan Kesehatan di Faskes, Pendampingan Bulin dilakukan oleh TPK sebanyak 2 kali dalam masa nifas untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi, Pendampingan Baduta dan Balita dilakukan oleh TPK, kader BKB dan Kader Posyandu pada saat Posyandu tiap bulan berjalan dan dilakukan kunjungan rumah bila diperlukan,” kata Hizbul.

Ia menambahkan, dalam rangka percepatan penurunan Stunting TPPS Tidore Selatan mencetuskan kegiatan Inovasi dengan nama Ceating Dashat (Cegah dan Atasi Stunting dengan Dapur Sehat Atasi Stunting), yang mulai diterapkan di Kelurahan Dokiri dengan melibatkan  7 Dasawisma dari  keseluruhan 7 RT, dan akan di replikasikan ke seluruh Kelurahan & Desa di Kecamatan Tidore Selatan.

“Ceating Dashat merupakan kegiatan pembuatan kebun sehat yang melibatkan seluruh RT dan Dasa wisma disetiap lingkungan, kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/ balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu melalui pemanfaatan sumberdaya lokal,” tandas Hizbul.*

====
👤 Penulis: Aidar Salasa
👤 Editor: Rustam Gawa
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini