Puluhan Pencaker di Malut Ikuti Pelatihan Kompetensi Sertifikasi

Sebarkan:
30 peserta pencari kerja saat mengikuti pelatihan kompetensi sertifikasi operator excavator. (Kamera/Mulyadi) 
KAMERA TERNATE - Sebanyak 30 orang pencari kerja atau Pencaker di Maluku Utara mengikuti pelatihan kompetensi sertifikasi operator excavator, di Ternate, Maluku Utara, Kamis (24/08/2023).

Pelatihan yang diselenggarakan ini atas kerja sama Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) bersama Lembaga Pelatihan Kerja atau LPK Bina Ilmu Ternate, dan Disnakertrans Malut.

Kepala Dinas Disnakertrans Provinsi Maluku Utara, Dr. Marwan Polisiri melalui Ketua panitia  penyelenggara pelatihan Burhan menjelaskan, pelatihan kompetensi sertifikasi operator excavator yang diikuti 30 orang ini untuk mendapatkan sertifikasi melalui uji kompetensi.

"Peserta ini diuji oleh BNSP dan LKP Bina Ilmu Ternate, sehingga setelah mereka dilatih terjun ke dunia kerja industri," ucapnya, di Ternate.

Diungkapkan, di hari pertama ini para peserta diberikan teori, besoknya ujian praktek lapangan, yaitu dengan mengoperasikan excavator, pengenalan alat berat, dan lain-lain.

"Harapan kami peserta pelatihan ini ketika sudah memiliki skill kompetensi dan terjun ke dunia kerja muda-mudahan mereka cepat diterima, supaya bisa mengurangi angka pengangguran di Provinsi Maluku Utara," jelas Burhan.

Sementara itu, pimpinan LPK Bina Ilmu Ternate, Kasman Ulidam mengatakan, hari ini pihaknya menguji sertifikasi profesi BNSP terkait dengan kesiapan peserta operator excavator. Dimana peserta itu setiap lulusan LPK wajib sertifikasi profesi melalui BNSP, karena tuntutan dunia kerja saat ini dibutuhkan mereka harus punya sertifikasi keahlian khusus.

Selain itu, saat ini LPK berupaya untuk bagaimana meningkatkan kompetensi, dan  kemampuan pencari kerja dalam mengoperasikan alat-alat berat.

"Sehingga benar-benar mereka itu mampu dan sangup mengoperasikan alat berat tersebut baik dan benar, agar ketika kami mengirim ke dunia tenaga kerja mereka siap di pakai," jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini LPK Bina Ilmu Ternate lagi menerapkan metode-metode baru dengan program-program terbaru, yaitu rata-rata lulusan LPK khsususnya di alat berat. Itu rata-rata lewat sertifikasi profesi atau ujian BNSP Pusat.

"Hari ini kami satu hari disini (hotel), dan besoknya asesor dari BNSP akan menguji peserta kurang lebih dua hari di lapangan untuk peserta nanti diberikan sertifikat profesi. Dimana sertifikat itu betul-betul mereka yang sudah layak memiliki dan siap digunakan di dunia tenaga kerja," jelasnya.

Dirinya berharap, melalui program sertifikasi profesi melalui BNSP ini untuk meningkatkan kemampuan peserta untuk menghadapi tantangan dunia kerja, karena dimana rata-rata perusahaan membutuhkan tenaga kerja itu siap pakai. Makannya LPK saat ini merubah menset, dan pola.

"Dimana pola tersebut lebih banyak kami menerjunkan peserta ke lapangan untuk lebih banyak mendapatkan praktek-Nya tidak hanya semata teori, agar mutu dan kualitas pencari kerja itu benar-benar tau, bukan hanya sekedar teori, sehingga alat berat itu benar-benar mereka tau dan bisa mengoperasikan dengan baik dan benar, supaya kita kirim ke perusahaan," jelasnya

"Saya juga berharap, semoga dengan adanya program sertifikasi profesi melalui BNSP ini perusahaan bisa merekrut lulusan-lulusan kami dan bisa diperkerjakan sebagai operator alat berat di Maluku Utara. Saya mengimbau kepada teman-teman atau anak-anak muda Maluku Utara ayo kita sama-sama mengisi peluang tenaga kerja yang saat ini selalu diminta oleh perusahaan setiap saat. Ini kesempatan bagi kita dengan hadirnya BNSP. Ini penting, maka dari itu, marilah kita sama-sama mengikuti uji kompetensi melalui BNSP ini agar kita benar-benar memiliki kompetensi," pintanya.

Terpisah, Wakil Kepala Bidang Hubungan Industrial Lembaga Sertifikasi Profesi Asosiasi Bisnis Indonesia atau LSP ABI, Awi menyatakan, materi yang diujikan dari BNSP hari ini sesuai dengan kurikulum yang ada di LPK, sebab LPK dan BNSP harus klop sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) yang ada di Industri. 

"Jadi apa yang diajarkan oleh LPK itu yang nanti kita ujikan. Jadi intinya sama. Pastinya tidak ada perbedaan yang diujikan apa, dan di sertifikasi apa, maka harus sama. Jadi kami harus melakukan uji sesuai dengan materi yang diajarkan oleh LPK, yaitu cara pengoperasian excavator yang benar seperti apa," sebutnya.

Selain itu, pelaksanaan sertifikasi ini dikatakan, pihaknya melakukan tiga tahap, yakni pertama, menulis. Menulis ini ingin mengetahui kemampuan mereka mengenai materi yang perna diajarkan seperti apa. Kedua, wawancara yang bersangkutan untuk mengetahui sulitnya seperti apa. Ketiga, praktek, ini ingin tau skill atau kemampuan bersangkutan dalam mengoperasikan excavator seperti apa.

"Makanya kami disini menguji mereka untuk mendapatkan skill, nulit, dan Ititut. Jadi setelah kita mendapatkan semuanya berarti orang tersebut itu pastinya berkompeten. Jadi manfaat sertifikasi itu bukan sebatas kita membuat sertifikat saja, tapi disitu mereka mendapatkan pembelajaran dari segi nulti, atitut,  maupun skillnya," bebernya.

Harapan dari BNSP sendiri ia mengatakan, agar masyarakat khususnya calon-calon pencari kerja harus punya sertifikasi kompetensi, sehingga nantinya bisa berkontribusi untuk pembangunan Indonesia dengan tenaga kerja yang berkompeten, sebab menurutnya, kalau sudah berkompeten pastinya para pekerja pekerja kita itu sudah pasti dilirik oleh dunia kerja industri.

====
Penulis: Mulyadi Ismail
Editor   : Rustam Gawa
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini