Ahmad Laiman: Politisi Pemikir untuk Transformasi Kebudayaan Tidore

Sebarkan:
Ahmad Laiman. (Dar)

Oleh: Syafril Idrus
Pemuda Tidore dan Pegiat Sekolah Adat Dodara

Bukan hal yang mudah, membicarakan kebudayaan di negeri yang masih bersandar pada kearifan lokal dalam menjalani setiap aktivitas soial masyarakatnya. Bagi kebanyakan orang, Tidore adalah daerah yang tumbuh maju berbarengan dengan pemeliharaan lokalitas daerahnya.

Pada masyarakat kita yang makin beragam, tema pembicaraan juga hendak disesuaikan dengan kebutuhan publik kita. Pemenuhan kebutuhan dasar, perbaikan ekonomi, semangat toleransi dan pemajuan kebudayaan menjadi mayoritas tema yang masih sering kita jumpai

Meskipun pada kenyataannya budaya adalah sesuatu yang bisa dibicarakan oleh siapa saja dan kapan saja. Ia menjadi identitas yang menemani kita dimanapun berada dan setiap orang di daerah ini sudah terbiasa untuk membicarakan kebudayan berdasarkan kemauan dan kemampuan mereka.

Diberbagai tempat dan kesempatan setiap orang dengan lantang menyuarakan narasi kebudayan dengan fasih, dan tidak sedikit dari kita juga memberi respon dan penilaian lebih atas hal tersebut.
Tidore adalah sebuah negeri yang selalu tumbuh mengikuti perkembangan zaman dalam segala aktivitas sosial untuk menghidupi seluruh warganya, tapi juga tidak meninggalkan identitas ketidorean sebagai negeri yang bersandar pada kearifan lokal dan kekuatan kulturalnya.

Pada kondisi yang lain, kelas sosial tertentu sering mengarahkan pandangan kita pada pembelaan atas nilai-nilai kebudayaan melalui kegiatan yang mengatasnamakan pelestarian nilai budaya yang dilakukan secara seremoni di ruang-ruang publik, yang tidak jarang hanya menghasilkan budaya festival.
Bukan hal yang baru, setiap menjelang hajatan demokrasi, para politisi hadir di tengah-tengah kita dengan dengan narasi yang beragam. Kebiasaan mereka, sebelum membangun narasi untuk meyakinkan publik, mereka hendak memilih dan memilah sejumlah tema yang relevan dengan kelompok masyarakat tertentu.

Pembuktian atas kebudayaan di daerah yang masih memegang erat pada adat sejatinya dilakukan melalui jalan-jalan “sunyi”, menemui para tetua, tokoh adat, sowohi dan joguru, sebab suara dan arahan mereka sangat diperlukan untuk jadi rujukan pembentukan kebudayaan.

Pada sisi yang lain, kebudayaan mestinya menjadi episentrum pertumbuhan sejumlah sektor kehidupan di Kota Tidore kepulauan. Kegiatan-kegiatan kebudayaan harus menjadi media interaksi antarwarga dan sumber utama pertumbuhan eknomi di Kota Tidore Kepulauan. Selain itu, acara-acara yang bertemakan budaya perlu didesain Kembali, kegiatan tersebut tidak hanya sekedar seremoni, tapi juga meski dipikirkan untuk menunjang sektor lain yang memberi penghidupan pada setiap warga.

Sejauh pernah berbincang mengenai kebudayaan dengan banyak orang di Tidore, sosok Ahmad Laiman (Abang Leman) adalah orang dengan pikiran untuk pemanjuan kebudayaan yang matang, visi dan buah pikirnya untuk pelestarian nilai budaya perlu dikembangkan. Untuk menjadikan manusia Tidore yang bermartabat, hal utama yang perlu ditanamkan adalah nilai kebudayan dan kebesaran adat manusia Tidore.
Manusia Tidore bisa mengetahui jati diri sebagai manusia Tidore jika seluruh nilai-nilai kebudayaannya terpatri dalam jiwa dan dibuktikan melalui tingkah laku dan keseharian setiap individu.

Dalam banyak kesempatan, perbincangan kami melingkupi banyak hal tentang kebudayaan, paca kubur, kota domai hingga pemeliharaan tempat bernilai sejarah dan budaya yang ada di Kota Tidore Kepulauan.Kebudayaan mayarakat Tidore merupakan warisan lintas generasi, kemuliaan dan kebijaksaan mereka mewariskan nilai dan norma, kebiasaan dan laku kepada kita untuk dijadikan rujukan kehidupan kita sebagai manusia Tidore yang bermartabat. Kebudayaan yang lahir dari akumulasi nilai kemanusiaan, alam dan tuhan adalah modal utama yang menjadikan kita sebagai manusia bermartabat yang hendak memelihara warisan kebudayaan pada generasi setelah kita.

Sebagai kelas menengah yang memilih jalan politik sebagai bentuk pengabdian. Abang Leman hendak menjelaskan kepada kita bahwa Kebudayaan merupakan merupakan satu indikator penting bagi kemajuan daerah, yang selalu dibicarakan diberbagi tempat, tentu tidak sekedar narasi tapi juga pada praktek nilai kebudayaan.

Sebagai orang yang lama berkecimpung di politik, bagi beliau, kebudayaan tidak bisa sekedar narasi, kebudayaan hendaknya digaungkan dan praktek sebagai nilai dasar dalam setiap kehidupan Masyarakat Tidore. Praktek hidup masyarakat Tidore di tengah yang kian dinamis di tengah akumulasi banyak nilai kebudayaan darah lain, kebudayaan Tidore harus menembus  pikiran hati setiap manusia Tidore.
Langkah dan Gagasan-gagasan Abang Leman perlu diapresiasi, diberi ruang dan dijadikan rujukan untuk pelestarian nilai dan cagar budaya di Kota Tidore Kepulauan. Mari kita tunggu. Waktu masih terus berjalan.**
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini