Kelangkaan Minyak Tanah di Tidore Diduga Ulah dari Para Pemilik Pangkalan

Sebarkan:
H.Awat Ahmad. (Kamera/Dar)
KAMERA TIDORE - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak atau BBM bersubsidi jenis minyak tanah di Kota Tidore diduga akibat permainan para pemilik pangkalan.

Bahkan disinyalir BBM jenis minyak tanah untuk masyarakat itu diduga sengaja dijual ke armada speedboad oleh para pemilik pangkalan.

Salah satu distributor minyak tanah yang juga pemilik dua SPBU di Tidore, H. Awat Ahmad kepada sejumlah wartawan saat dikonfirmasi via telepon, Jumat, 12 Desember 2024 mengatakan, setiap pangkalan (di Tidore) semuanya menjual ke armada Speedboad. Bahkan, H. Awat mengaku, hal serupa juga terjadi di Kota Ternate.

"Kalau pangkalan di kota Tidore agak mendingan, kalau di Kota Ternate malahan lebih soe (sial)," ungkapnya.

Meski begitu, H. Awat mengatakan pihaknya tidak mengetahui pembelian minyak tanah oleh armada Speedboad ke pangkalan mana saja.

"Yang membeli minyak tanah ini di pangkalan mana saya juga tidak tau, karena saya tidak bisa kontrol pangkalan-pangkalan mana yang menjual ke speedboad. Minyak tanah ini kita sudah suplai atau sudah serahkan dan mereka di pangkalan yang layani, karena pangkalan yang dibawa usaha saya ini tersebar di delapan kecamatan yang ada di kota Tidore sebanyak 280 pangkalan," jelas H.Awat.

Dirinya juga menyebutkan, bahwa kelangkaan minyak tanah itu juga disebabkan karena keterlambatan kapal tengker (pengangkut BBM).

"Kapal sementara masi ada disana belum bisa angkut minyak ke Tidore, karena kondisi cuaca tidak stabil sehingga kapal belum bisa memuat minyak ke sini dan semuanya saya sudah setor," sebutnya.

H. Awat menambahkan, total jatah minyak tanah untuk kota Tidore Kepulauan itu sebesar 570 ton/bulan.

"Namun terkadang dalam satu bulan itu minyak juga tidak merata karena patokan hari dalam bulan, dan semuanya itu hitung perkepala bukan per KK, jadi per kepala itu dijatahi 4 liter. Jumlah per kepala yang ada di Kota Tidore Kepulauan itu sebanyak 118.613 (seratus delapan belas ribu enam ratus tiga belas). Dan data itu saya sudah sampaikan ke pihak Pertamina," jelasnya.

Terkait sikap DPRD Tidore atas kelangkaan BBM ini, kata H. Awat, pihaknya juga kesal dengan DPRD. Pasalnya ia tidak ajak untuk sama-sama berkunjung ke Pertamina.

"Itu DPRD tidak mau undang saya dan tara mau (tidak mau) saya ikut sama-sama dengan mereka tanpa ada alasan yang jelas, sehingga saya ke kantor Perindagkop untuk melakukan kordinasi terkait dengan kelangkaan BBM bersubsidi ini." kesalnya.

====
Pebulis: Aidar Salasa
Editor   : Redaksi.

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini