![]() |
Pertemuan antara Komisi III DPRD Malut dan NHM. (Istimewa) |
Kunjungan ini di antaranya ingin memastikan peran DPRD dalam mendukung kebangkitan NHM ke depan, membahas beberapa hal terkait penerimaan negara bukan pajak, program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) NHM hingga perkembangan pemulihan operasional tambang.
Dalam kesempatan ini Komisi III DPRD berharap NHM sebagai aset strategis bagi Provinsi Malut dan Indonesia, terutama dalam sektor pertambangan bisa terus bertahan dan berkontribusi. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, diperlukan dukungan semua pihak agar operasional NHM dapat kembali berjalan optimal.
Wakil Direktur Utama NHM, Amiruddin Hasyim beserta jajaran Manajemen Site dan karyawan NHM menyambut hangat kehadiran para pemangku kepentingan. Beberapa yang hadir dalam kunjungan ini yakni Ketua DPRD Provinsi Malut Drs. H.M Iqbal Ruray, M.BA beserta anggota Komisi III DPRD Provinsi Malut dari berbagai partai seperti Golkar, PDIP, Nasdem, Hanura,PKB, Bintang Demokrat, Gerindra, PKS, Amanat Persatuan, serta Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Malut Suryanto Andili, SE, M.Si beserta stafnya.
Dalam sambutannya Amiruddin menyampaikan pentingnya pertemuan ini bukan hanya sebagai kunjungan kerja kepengawasan oleh DPRD Provinsi Malut tetapi juga adalah momentum silaturahmi sekaligus berbagi informasi kondisi terkini operasional Tambang Emas Gosowong dengan harapan memperkuat koordinasi sekaligus mengharapkan dukungan dari berbagai pemangku pementingan di daerah baik dari lembaga legislatif maupun eksekutif.
Pertemuan diawali dengan pemaparan sekilas NHM kemarin, hari ini dan esok yang disampaikan oleh Amiruddin. Amiruddin mengulas kesejarahan perjalanan NHM sejak awal beroperasi dari berbagai aspek termasuk sumberdaya dan cadangan yang menjadi aspek krusial dalam suatu operasi pertambangan. Digambarkan oleh Amiruddin, bahwa dengan pengorbanan dan kegigihan pemilik Perusahaan sekaligus Direktur Utama, Bapak Haji Romo Nitiyudo Wachjo (yang familiar dengan sapaan Pak Haji) dan dengan dukungan seluruh karyawan dan mitra kerja ternyata berhasil menemukan sumberdaya dan cadangan yang baru sehingga memperpanjang umur tambang (mine life) yang sedianya akan berakhir di Bulan Februari 2022.
Pada aspek lain Amiruddin memaparkan berbagai tantangan lainnya yang sangat berat dari sisi operasional yakni sarana prasarana tambang yang sudah tidak produktif lagi dikarena umur penggunaan yang telah lama semisal peralatan tambang bawah tanah, sarana bendungan sisa hasil pengolahan (tailing dam) serta pengembangan tambang bawah lainnya yang kesemuanya membutuhkan permodalan yang cukup besar dan faktor-faktor inilah yang menyebabkan NHM saat ini mengalami tantangan yang luar biasa.
Terkhusus aspek Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan Corporate Social Responsibility (CSR) juga dipaparkanoleh M. Irwan Malaka dari Divisi Kinerja Sosial secara gamblang.
Tim Komisi III DPRD Malut pada pembahasan ini mengapresiasi program “NHM Peduli” yang dinilai telah banyak memberikan bantuan nyata bagi masyarakat lingkar tambang. Meski demikian, hingga kini tingkat kemiskinan di Malut masih dinilai cukup tinggi, sehingga diharapkan adanya komitmen berbagai Perusahaan pertambangan untuk terus mendukung perekonomian daerah.
NHM juga diapresiasi sebagai tambang yang hijau dan ramah lingkungan (green mining),diharapkan komitmen terhadap lingkungan bisa terus dipertahankan. Disampaikan NHM mendapatkan penghargaan Good Mining Practices (GMP) terbaik tingkat nasional, dan dari segi keselamatan kerja, NHM mempunyai tingkat kecelakaan kerja yang rendah dibanding perusahaan tambang lainnya di Malut.
Hal lain yang diapresdiasi juga oleh Komisi III DPRD Malut adalah pendekatan restoratif dalam penyelesaian kasus hukum terkait NHM, termasuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh adat dan sesepuh-sesepuh organisasi kemasyarakatan lainnya. Mereka menyampaikan harapan jika timbul beberapa masalah di sekitar masyarakat bisa diselesaikan dengan pendekatan kekeluargaan terlebih dahulu. Ke depannya, NHM diharapkan meningkatkan efisiensi dan tata kelola yang lebih baik.
Dalam kunjungan ini juga membahas bagaimana perjuangan NHM untuk bangkit dari tantangan finansial yang cukup berat. Dijelaskan juga oleh Amiruddin bahwa menambang dengan cara tambang bawah tanah pada endapan bijih “epitermal” seperti di Tambang Emas Gosowong darisisi risk management sangat berisiko tinggi, karenanya memerlukan mitigasi khusus dan mumpuni. Risiko dimaksud antara lain keselamatan pertambangan, pengelolaan lingkunganketat, padat modal dan teknologi dan harus presisi pada saat menambang sehingga mampu mencapai perolehan (recovery) yang optimal. Diakui tantangan ini berpengaruh pada banyak aspek termasuk kontribusi terhadap daerah dan masyarakat.
"Atas dasar keyakinan terhadap cadangan yang dimiliki, tentu saja NHM hingga saat ini masih menaruh harapan besar untuk pulih dan bangkit. Kami dengan terbuka mengharapkan bimbingan, dukungan penuh dan kerja sama semua pemangku kepentingan termasuk unsur pemerintahan di tingkat provinsi maupun kabupaten, kiranya NHM sebagai OBVITNAS dapat terus menjalankan operasi pertambangan yang sesuai dengan amanah Kaidah Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practices/GMP) sehingga manfaat kepada Bangsa dan Negara dapat dicapai secara optimal," ucap Amiruddin.
Pada hari yang sama NHM juga menerima kunjungan kerja Komisi II DPRD Malut beserta beberapa Pejabat Pemerintah lainnya membahas di antaranya terkait pendapatan daerah,kebijakan tenaga kerja, hingga laporan kondisi terkini terkait pemulihan operasional di Tambang Emas Gosowong.
====
Penulis : Tim.
Editor : Redaksi.