Desa Lingkar Tambang di Loloda Utara dan Kepulauan Diterpa Cuaca Ekstrem, Ini Dampaknya

Sebarkan:
Kondisi Desa Asimiro, Loloda Utara pasca diterpa Gelombang Tinggi (dok. warga/LH)
KbrHALUT - Cuaca buruk gelombang tinggi dan banjir bandang melanda Desa Asimiro, Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara.

Menurut warga, desa yang masuk area lingkar tambang itu diterpa gelombang tinggi sudah berlangsung sepekan. Sedangkan banjir bandang terjadi pada Jumat, 3 Desember 2021.

Sekolah di Desa Asimiro tergenang banjir bandang (dok. warga/KH)
Akibatnya terdapat lima Kepala Keluarga (KK) terpaksa mengungsi lantaran rumahnya menjadi sasaran amukan gelombang. Kondisi itu juga berdampak pada sejumlah perahu nelayan yang diketahui juga mengalami kerusakan.

“Yang paling parah terjadi pada Sabtu sore sekitar pukul 17.00 WIT, dimana gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan deras,” ujar Yadel Irala, warga Asimiro melalui sambungan telepon, Minggu, 5 Desember 2021.

Gelombang tinggi di Desa Asimiro (dok: Warga/KH)
Dugaan Akibat Aktifitas Perusahan Pasir Besi

Yadel mengungkapkan, cuaca ekstrem yang melanda desanya kali ini adalah yang paling parah terjadi. Ia menduga, hal tersebut karena disebabkan perubahan bentang alam di kawasan pesisir pasca kehadiran tambang pasir besi yang beroprasi dilaut wilayah setempat.

 “Dalam 2 tahun terakhir baru kejadian separah ini kam alami, sebelumnya tidak, ini karena kemungkinan abrasi semakin parah dipesisir pantai,” tandasnya.

Banjir Rob di Desa Dama Loloda Kepulauan

Sementara itu, di Kecamatan Loloda Kepulauan, Halmahera Utara dilaporkan terjadi fenomena peningkatan volume air laut hingga mengakibatkan pemukiman warga tergenang air setinggi lutut orang dewasa.

Kondisi ini dialami warga Desa Dama, Pulau Doi atau pusat pemerintahan kecamatan Loloda Kepulauan.

Fenomena banjir rob di Desa Dama, Kecamatan Loloda Kepulauan (dok:warga)
Sahril Abdulla, warga Desa Dama kepada Kabarhalmahera.com menyatakan, peningkatan volume air laut atau banjir rob itu sudah berlangsung kurang lebih 4 hari. Akibatnya ruas jalan utama di desa penghasil mangan itu terendam air.

“Dan beberapa rumah warga di tepi pantai pun ikut terendam air laut,” ujar Sahril saat dihubungi Kabarhalmahera.com, Minggu, 5 Desember 2021.

Rumah warga tergenangi banjir rob (dok:warga/KH)
Ia mengungkapkan, fenomena tersebut membuat warga kesulitan beraktifitas karena akses transportasi jalan utama itu lumpuh total.

“Jalan yang tergenangi itu ialah jalan satu-satunya yang di pakai warga untuk transportasi darat,” katanya.

Arus banjir rob (dok:warga/KH)
Sahril berharap, pemerintah Kabupaten Halmahera Utara agar segera menyikapi dampak yang ditimbulkan banjir rob tersebut.

“karena tak cukup jika hanya dibebankan ke  pemerintah desa untuk menyelesaikannya,” Tandasnya. (Ask/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini