![]() |
Aksi demostrasi penolakan BBM di Ternate (Kamera/Arfles)0 |
Ratusan mahasiwa tersebut tergabung dalam from aliansi cipayung plus HMI, PMII, GMKI, IMM, GMNI, dan KAMMI. Akibat aksi tersebut, jalan utama menuju bandar udara Sultan Babullah lumpu total.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ternate, Gufran Ayub, mengatakan tujuan demonstrasi tersebut merupakan mosi ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat yang telah menaikan harga BBM. Menurutnya kenaikan BBM tersebut berdampak pada kenaikan harga bahan pokok di daerah seperti Provinsi Maluku Utara.
"Harga komoditi lokal yang ada di Maluku Utara ini juga menurun sehingga mempengaruhi pendapatan masyarakat dan daya beli. Jika pemerintah masih mempertahankan kebijakan ini maka, masyarakat menengah kebawa semakin memburuk," teriaknya.
![]() |
Salah satu siswa SD terlihat dalam arena demostrasi, ia mengku kaehadirannya itu untuk menonton aksi yang dibangun mahasiswa tersebut (Kamera/Arfles) |
Selain itu, mahasiswa juga meminta pemerintah kota Ternate (Pemkot) mengeluarkan sikap secara resmi untuk mendesak pemerintah pusat agar menurunkan harga BBM jenis subsidi dan non-subsidi.
"Kita juga melakukan demonstrasi berkelanjutan jika, tuntutan ini tidak terealisasikan. Sikap kita aksi demonstrasi saat ini adalah jika permintaan mahasiswa atau rakyat maluku utara ini tidak diindahkan maka, kita minta referendum, berpisah saja dari NKRI. Pertimbangannya kita memiliki kekayaan sumber daya alam, tapi status pemerintahan maluku utara masih dalam kelurahan," tandasnya.
![]() |
Aksi demonstrasi didepan kampus FKIP Ukhair Ternate (Kamera/Arfles) |
"Yang paling fundamental aparat-aparat negara jangan terlalu melakukan tindakan represif. Karena tadi saya mendapat tindakan represif," ujar Sukarsi Muhdar, salah satu massa aksi kepada Kabarhalmahera.com.
"Tadi saya dapat poloso (remas) dari balakang (belakang), kalau tara (tidak) salah brimob dan di injak pakai sepatu lars. hal ini agar bisa dievaluasi kembali, sebab saya sebagai perempuan dan tugas di lapangan untuk memediasi," kesalnya.
====
Penulis : Arfles Rajalahu
Editor : Rustam Gawa