Stok BBM Pertalite Habis di SPBU, Angkutan Umum di Tidore Gelar Aksi Mogok Total

Sebarkan:
Sejumlah angkutan umum di Tidore terparkir di jalan pantai Tugulufa sebagai aksi protes atas kekosongan BBM jenis pertalite (Kamera/Aidar)
KAMERA, TIDORE - Para supir angkutan umum yang tergabung dalam Organda Kota Tidore Kepulauan menggelar aksi mogok pelayanan secara total, Rabu, 14 September 2022.

Hal tersebut sebagai aksi protes terhadap kelangkaan atau kekosongan stok BBM jenis Pertalite di SPBU kota Tidore, yang terlatak di jalan pantai Tugulufa, wilayah setempat, Rabu, 14 September 2022.

Amatan Kabarhalmahera.com di lokasi, sejumlah angkot tersebut hingga saat ini masih terparkir rapih di jalan pantai Tugulufa.

Ketua Organda Kota Tidore Kepulauan, Amir Soleman kepada sejumlah wartawan menyampaikan bahwa aksi yang di gelar itu karena kelangkaan BBM yang berimbas pada pendapatan para sopir di Kota Tidore.

"Karen itu jika dalam jangka waktu dua sampai tiga hari belum ada stok, maka otomatis kami tetap akan lakukan aksi seperti ini. Jadi tinggal Pemerintah bisa melihat persoalan ini, karena kalau aksi ini berkelanjutan maka juga akan berdampak kepada masyarakat," tegasnya.

"Solusi yang kita tawarkan dalam tuntutan aksi ini adalah menyangkut dengan kelangkaan BBM, kalau bole nanti dilihat dari sisi lain, misalnya ada penyesuaian tarif, walaupun BBM jenis Pertalite habis maka tetap kita akan melakukan pelayanan karena hitungannya menggunakan Pertamax," sambungnya.

Ketua Organda Kota Tidore Kepulauan, Amir Soleman saat diwawanrai (Kamera/Aidar)
Amir menyatakan, kekosongan BBM jenis Pertalite di SPBU itu terjadi sejak Minggu 11 September 2022 kemarin hingga hari ini.

"Belum lagi BBM Pertamax juga katanya tadi sudah habis, pagi tadi saya sempat cek stoknya masih ada dan siang ini sudah habis," ujarnya.

Sementara itu menurut Amir, terkait dengan subsidi BBM yang rencananya diberikan Pemerinta kepada para supir angkot juga tidak efektif. Itu karena kata dia, kuota yang diambil untuk penyediaan stok subsidi  juga diambil dari stok yang ada di SPBU.

"Data yang kami peroleh di SPBU ini dalam satu hari itu mencapai 6 ton penjualannya, maka berfikir dengan stok yang ada di angka 80 sampai 100 ton ini tidak mencukupi dalam 30 hari, karena itu solusinya buat penyesuaian tarif dengan menggunakan Pertamax," katanya.

====
Penulis : Aidar Salasa
Editor   : Rustam Gawa

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini