Tekan Angka Prevalensi Stunting, Saiful Salim Gagas Aksi Perubahan Gempur Stunting

Sebarkan:
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Saiful Salim, S.Kep.Ns.
KAMERA TIDORE - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan gencar melakukan upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya Dinas Kesehatan. Itu dilakukan untuk mengejar target pemerintah pusat dengan angka prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024.

Untuk mendorong ke itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Saiful Salim, S.Kep.Ns yang juga peserta Pelatihan Kepemimpinan Adminstrator (PKA) Angkatan I tahun 2023 pada Pusat Penegembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Makassar ini menggagas Aski Perubahan GEMPUR STUNTING atau Gerakan Masyarakat Tempur Stunting.

"Aksi Perubahan ini adalah sebuah Inovasi yang lebih terfokus pada bagaiman menjaga asupan gizi ibu hamil dan bayi balita agar tetap terpenuhi dengan baik," ujar Saiful Salim.

Menurutnya aksi perubahan ini dikelompokan dalam 3 kriteria, yaitu tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.

"Jangka pendek itu terpenuhinya gizi ibu hamil dan bayi balita melalui Gerakan Masyarakat Tempur Stunting (GEMPUR STUNTING) di 6 Kelurahan lokus intervensi stunting Kecamatan Tidore," katanya.

Sementara, tujuan jangka menengah
adalah terpenuhinya gizi ibu hamil dan bayi balita di Kelurahan/Desa lokus intervensi stunting di Kota Tidore Kepulauan.

"Tujuan jangka panjang terwujudnya Kota Tidore Kepulauan bebas stunting/zero stunting berbasis Digital E-Stunting. Yang menjadi lokus kegiatan Aksi Perubahan ini adalah di Kecamatan Tidore khsusunya di 6 Kelurahan yang menjadi Kelurahan Fokus Intervensi Stunting untuk tahun 2023 sesuai SK Walokota Tidore Kepulauan Nomor 84.1 Tahun 2022, yakni Kelurahan Seli, Kelurahan Topo, Kelurahan Topo Tiga, Kelurahan Gamtufkange, Kelurahan Folarora dan Kelurahan Goto," sambungnya.

Saiful menjelaskan, aksi perubahan Gempur Stunting ini adalah perpaduan antara intervensi spesifik oleh tenaga kesehatan dan intervensi sensitif oleh lintas sektor dan masyarakat penanganan stunting.

"Karena beribacar malasah GEMPUR tentunya kita siap memerangi stunting," ucapnya.

Untuk itu kata dia, yang perlu disediakan adalah Pos, pasukan (Tim), Amunisi (makanan tambahan) dan anggaran (Donasi) dengan kegiatannya anatara lain menyediakan pos Gizi Kelurahan/Pos Stunting Kelurahan sebagai pusat informasi dan intervensi stunting di tingkat kelurahan sehingga penanganan lebih terfokus.

Selain itu, membentuk Tim Pendamping Gizi Keluarga atau mengaktifkan bila sudah terbentuk, serta menyiapkan dan menggalang donasi/sedekah 1000 rupiah untuk stunting di tingkat kelurahan (ASN, swasta maupun masyarakat).

"Juga menyediakan dan memberikan makanan/minuman tambahan  lokal atau non lokal kepada semua ibu hamil dan bayi balita di wilayah masing-masing.
Tim Pendamping Gizi Keluarga di tingkat kelurahan melakukakan pemantauan status gizi pada ibu hamil dan bayi balita secara berkala, melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan stunting melalui spanduk, baliho, banner dan lain-lain. Serta rutin melakukan kerja bakti jumat bersih untuk menjaga sanitasi lingkungan yang baik," tambahnya.

Ia berharap, aksi perubahan GEMPUR STUNTING dapat membantu pihak kelurahan dalam mewujudkan Kelurahan dan Kecamatan zero stunting.

"Untuk itu keterlibatan semua pihak dan masyarakat dalam mendukung inovasi ini sangat dibutuhkan guna apa yang kita cita-citakan menuju Kota Tidore Kepulauan zero stunting dapat terwujud," tandasnya.

====
Penulis : Aidar Salasa
Editor    : Rustam Gawa
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini