![]() |
Pelaku dan korban tampak berdamai. (Istimewa) |
HALTIM - Jasri Jabir, staf Pemerintah Desa Momole Kecamatan Maba Selatan, Halmahera Timur, menghadiri panggilan kepolisian Polsek Maba Selatan buntut tindakan penganiayaan terhadap wartawan saat melakukan liputan.
Jasri saat dimintai keterangan mengakui kesalahan yang ia lakukan adalah salah dan sedang hilaf serta terpengaruh emosi.
Setelah membaca berita yang ditayangkan media Kabarhalmahera, rupanya tidak menyebutkan sumber dan asal usul pembelian mobil hanya menyebutkan staf desa memiliki mobil.
"Saya mengaku salah karna terpaut emosi, akhirnya tara kontrol, olehnya itu saya minta maaf dan tara akan ulangi lagi tindakan seperti ini," aku Jasri. Senin (24/2).
Dirinya juga berjanji, tidak akan mengulangi perbuatannya. Itu ditandai dengan tanda tangan peryataan bersama wartawan Wahono Side guna tidak akan mengulangi lagi hal yang serupa.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Halmahera Timur, Muhammad Kabir menegaskan, kejadian seperti ini merupakan pembelajaran kepada siapapun baik pejabat publik maupun warga agar tidak semenah menah menghakimi jika ada pemberitaan yang perlu diluruskan atau merugikan pihak lain.
"Ini merupakan cermin dan pembelajaran bagi kita semua apalagi pejabat publik, yang suka menghakimi para jurnalis yang sedang bertugas," tegasnya.
Untuk diketahui, penyelesaian itu diselesaikan secara damai tanpa merugikan kedua bela pihak baik pelaku maupun korban pemukulan.
====
Penulis : Tim.
Editor : Redaksi.