![]() |
Ilustrasi dugaan penganiayaan jurnalis di Haltim. (Istimewa) |
Jurnalis yang medapat kekerasan itu adalah Wahono Side yang merupakan jurnalis Kabarhalmahera.com biro Kabupaten Halmahera Timur. Anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) itu diduga dianiaya setelah menulis berita terkait keresahan warga Desa Momole atas tidak transparansi penggunaan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2024 oleh pemdes setempat.
Wahono Side menceritakan, dugaan penganiayaan yang dilakukan pelaku Jasri Jabir itu dengan cara memukul dibagian wajahnya. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 23.31 WIT, Sabtu malam, 22 Februari 2025.
"Saya sedang berada di rumah tiba-tiba pelaku datang dari seberang jalan dan memanggil, saya kemudian datang menghapirinya. Pelaku kemudian menanyakan perihal berita dan saya berusaha menjelaskan, namun tak berselang lama pelaku langsung memukul saya dibagian wajah," ujarnya. Minggu, (23/2).
Setelah memukulinya, pelaku bergegas pergi dan mengancam bakal memanggil polisi.
"Tunggu eh saya pangge (panggil) pak Opi (Polisi)," kata Wahono menirukan ucapan pelaku.
Menanggapi hal itu, Ketua PWI Halmahera Timur, Muhammad Kabir, melalui Ketua Bidang Pendampingan Hukum dan Perlindungan Hak Wartawan, Iksan Kakiet, mengutuk keras atas tindakan penganiayaan terhadap wartawan Wahono Side. Menurutnya, tindakan oknum staf desa Momole itu tidak dapat dibenarkan.
"Kami akan membuat laporan resmi ke Polres Halmahera Timur untuk diproses lanjut," tegasnya
Iksan memaparkan, jika permberitaan media yang ditulis wartawan itu merasa dirugikan, maka sumber melakukan hak jawab atau klarifikasi sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
"Bukan melakukan tindakan kekerasan. Intinya kami akan buat laporan polisi," cetus Iksan.
Sebelumnya, keresahan warga terkait pengunaan DD itu mengemuka akibat Pemerintah Desa Momole diduga tidak transparan pada sejumlah kegiatan fisik dan pengecatan pagar desa. Bahkan, warga mengaku papan informasi pada kegiatan tidak dipasang sebagai informasi publik. Akibatnya warga menilai ada indikasi dugaan penggelapan DD.
"Harus ada itu (papan informasi kegiatan) supaya masyarakat tahu berapa program prioritas dan berapa jumlah anggaran dana desa. Dana Desa Momole tahun 2024 cukup banyak Rp1 Miliar lebih, namun anggaran dana desa ini tidak terlihat progresnya," ujar salah satu warga yang meminta namanya tidak dipublis, Sabtu, (22/2).
Desa Momole yang dipimpin Kepala Desa Julfikar Hi Karajan itu bahkan tidak ada kemajuan.
"Ada satu perangkat desa sudah miliki mobil, Kades juga hanya di kota Maba, dan tidak masuk-masuk kantor," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Momole, Julfikar Hi Karajan, belum berhasil dikonfirmasi terkait keresahan warganya.
====
Penulis: Tim
Editor. : Redaksi
Sementara itu, Kepala Desa Momole, Julfikar Hi Karajan, belum berhasil dikonfirmasi terkait keresahan warganya.
====
Penulis: Tim
Editor. : Redaksi