Waspada, Gelombang Tinggi Masih Terjadi di Laut Maluku Utara 3 Hari ke Depan

Sebarkan:
Ilustrasi Gelombang Tinggi (KOMPAS.com)
KbrMALUT – Potensi gelombang tinggi signifikan masih mengitai wilayah Provinsi Maluku Utara selama tiga hari kedepan. Hal ini sesuai prakiraan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sulatan Babullah Ternate, 30 November 2021.

Potensi gelombang dengan tinggi 2,0 - 3.0 meter masih berlangsung wilayah perairan Morotai bagian Selatan, perairan Loloda, perairan Halmahera Barat bagian Utara dan perairan Halmahera Timur.

Sementara di laut Halmahera, Morotai bagian Utara Samudera Pasifik Utara Halmahera, gelombang tinggi signifikan mencapai 3.0 - 4.0 meter. Dengan kondisi sinoptik umumnya arah angin dari barat daya - timur dengan kecepatan 05 - 40 km/jam di wilayah Maluku Utara.

Sedangkan untuk potensi hujan sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang per 30 November 2021, BMKG menyebut, berpotensi terjadi di wilayah Jailolo, Susupu, Sofifi, Sidangoli, Oba serta dapat meluas ke wilayah Ternate, Tidore, Hiri, Kao, Malifut, Morotai, Kayoa, Falabisahaya, Taliabu, Bacan, Weda dan sekitarnya.

Potensi hujan sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang ini belansung pada pukul 16.40 WIT. Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 18.40 WIT.

Adanya ancaman gelombang tinggi tersebut, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan atau KSOP Kelas II Ternate, Maluku Utara menghentikan sementara aktivitas pelayaran dititik rawan potensi gelombang tinggi maupun pelayaran di daerah lainnya di Maluku Utara.

Kebijakan penundaan pelayaran itu tertuang dalam surat pemberitahuan nomor: UM.033/22/24/KSOP.TTE-2021 tentang kondisi cuaca laut di Maluku Utara.

Surat pemberitahuan pemberhentian aktivitas pelayaran sementara 
Surat tersebut dialamatkan kepada pimpinan perusahan pelayaran/non pelayaran , nahkoda kapal, pemilik kapal lokal seperti Ferry dan kapal rakyat. Juga Danpos KSOP Ternate dan seluruh masyarakat pengguna jasa angkutan laut.* (as/red)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini