Kalender Islamiyah Kesultanan Tidore resmi di Launching

Sebarkan:
Sulatan Tidore Husain Alting Sjah saat memberikan sambutan. (Kamera/Aidar)
KAMERA TIDORE - Kalender Islamiyah Kesultanan Tidore resmi di Launching, Kegiatan ini Bertepatan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (30/09/2023).

Ketua Tim Penyusun Kalender Tidore, Ishak Naser mengemukakan, kalender ini dibuat karena pihak kesultanan menginginkan ada rujukan yang lebih kuat dalam penetapan satu Syawal dan satu Ramadan yang berimplikasi pada keabsahan umat Islam melaksanakan tiga rukun Islam, yaitu puasa, shalat, dan haji.

Hal tersebut dikatakan, menjadi penting untuk menetapkan penanggalan secara pasti. Begitu dalam hadis Nabi, hisab itu alat bantu. Ia berujar, dan kalender yang kita buat ini dasarnya hisab. Dalam membuat kalender ini kita menggunakan metode yng sudah ditinggalkan oleh para orang tua yang saat ini ditemukan dalam naskah tua.

"Sumber-sumbernya bisa ditelusuri dengan jelas karena itu metodenya tetap dua. Kita merujuk ke naskah tua Alfalaq Alkamaria dan juga harus diikuti dengan Ruyatulhilal, terutama satu Ramadan, dalam hadis nabi harus memastikan melihat hilal. Apabila tidak melihat hilal baru menggunakan hisab. Hisab ini digunakan jika kondisi alam tidak memungkinkan mengamati hilal. Dalam situasi begini, teknologi, alat-alat yang kita pake bisa salah keliru," ucapnya.

Pembuatan kalender ini, Ishak mengaku idenya lahir saat ia berdiskusi dengan beberapa bubato. lalu disampikan ke Sultan. Sebenarnya bukan Sultan tidak tahu. Sultan tahu masalah ini karena sudah beberapa kali menyampaikan khusus bagi pelaksanaan puasa dan lebaran.

"Beberapa kali Sultan putuskan sesuai dengan adat dan masukan dari bubato, tanpa menunggu sidang Isbat, tapi ini tidak berlangsung secara rutin. Kadang menetapkan sendiri, kadang mengikuti pemerintah. Kita mengamati penetapan satu Ramadan dan satu Syawal sering terjadi saling tarik-menarik sehingga dikhawatirkan keputusan itu invalid," katanya.

Kalender tersebut diketahui berlaku selama 100 tahun, yang dimulai dari 1445 hijriah, tapi dilakukan persiapan sejak tanggal 5 Syawal 1444 hijriah. "Kita menyusun, memastikan satu Muharam 1445 sebagai starting poin. Kalender Kesultanan ini secara lisan memang telah digunakan oleh kesultanan sejak ratusan tahun lalu, tapi baru ditulis kali ini dan menjadi yang pertama di kesultanan di Maluku Utara," kata dia.

Sementara, Sultan Tidore Husain Alting Sjah mengatakan, naskah yang menjadi rujukan ini bertebaran cukup lama di orang tua-tua di Paragosimo yang ada di Tidore. Salah satunya ada di Tete Ning, sebutan akrab kakek Ishak Naser. Naskah tersebut turun-temurun dari trah fal fangare, kemudian dirawat dan dijaga sedemikian rupa sampai di Ishak Naser, orang yang dituakan di marga mereka.

Dikatakan, ini juga dikombinasi dengan marga yang lain di Soasio, Gamtufkange hingga sampai ke Toloa sebab  ada kaitan dengan trah dari Fabanyo. Ia berujar, Naskah ini adalah langkah mengungkapkan kembali apa yang selama ini tersimpan, dan seharusnya tidak bisa simpan, karena perlu diketahui oleh publik sebab sangat besar faedahnya apabila kita mengetahui peninggalan -peninggalan masa lalu.

"Yang kita tahu peninggalan Masehi saja, dan pada akhirnya kita terjatuh dari peninggalan dari masa lalu, padahal identitas kita. Contohnya, dulu orang tidak pernah mengenal hari Minggu, yang orang tahu adalah hari Ahad. Sementara hari Kamis orang tahu Kamis. Rabu itu Arba. Dan ini hilang. Sekarang peninggalan-peninggalan itu kita hidupkan kembali," pungkasnya.

====
Penulis: Aidar Salasa
Editor   : Rustam Gawa
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini