Walikota Tidore Capt. Ali Ibrahim saat menyampaikan sambutan. (Foto: Aidar) |
Ia mengatakan, sejak dulu negeri Tidore sudah dikenal sebagai negeri yang kaya sehingga menjadi sebuah daya tarik bagi bangsa Eropa untuk datang, namun sebelum itu Nusantara juga telah dikenal menjadi bagian dari jalur rempah yang menghubungkan beberapa negara di dunia menjadi sebuah jalur perdagangan internasional, sehingga ini menjadi pemantik masyarakat Eropa untuk mencari lebih dekat sumber rempah, dimana Bangsa Spanyol yang dipimpin oleh Magelhaens dan Juan Sebastian Elcano berhasil menambatkan kapal ekpedisinya di Pulau Tidore dan menjadi sebuah perjalanan pertama yang membuktikan bahwa bumi itu bulat.
“Setelah beberapa waktu, juga berhasil membawa 27,3 ton cengkeh ke Eropa yang menandai bahwa Tidore pada tanggal 11 Desember Tahun 1521, berhasil melakukan impor pertama dengan jumlah yang fantastis di masa itu, serta mengacu pada tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Rempah Nasional di Republik Indonesia, dimana hari ini, kita memperingati Hari Rempah Nasional di Tidore, tanah yang bersejarah dalam rangkaian kegiatan Hari Nusantara 2023.” jelas Ali.
Walikota dua periode ini juga menjelaskan, Tidore merupakan kepulauan kecil namun kekuasaan dan pengaruhnya cukup luas, serta dengan sejarahnya yang kuat Tidore memiliki cukup andil dalam menjaga keutuhan NKRI dimana Tidore dan Papua memiliki sebuah keterkaitan yang tak bisa dilepaskan begitu saja, ketika Papua masuk menjadi bagian dari NKRI, Tidore menjadi ibukota sementara saat itu dengan Gubernur pertamanya, Sultan Zainal Abidin Syah, yang dilantik langsung oleh Presiden pertama RI Ir. Soekarno, moment tersebut pun masih tersimpan baik di lembaga Arsip Negara Republik Indonesia (ANRI) dan beberapa juga sudah tersimpan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tidore Kepulauan.
“Dengan wilayah yang kecil, Tidore memiliki jejak masa lalu dan prestasi yang akan selalu abadi dalam karya. Semoga semangat ini akan menjadi sebuah contoh untuk untuk generasi muda agar selalu bangga akan negeri tercinta ini, ingatlah bahwa negeri ini begitu besar dan kaya, sehingga butuh uluran tangan dan pikiran dari semua pihak untuk bangkit bersama dalam rasa nasionalisme Indonesia Jaya, Semoga dengan Seminar ini akan terbangun sebuah semangat baru untuk kita masyarakat Nusantara agar lebih menghargai sejarah yang kita miliki, serta mampu berdiri dengan warisan yang kita miliki, dan cukup mengenal dengan baik akan negeri tercinta ini sehingga dapat dikelola dengan sebaik mungkin,” harap Ali.
Sementara, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Perwakilan Provinsi Maluku Utara Kuswanto mengatakan, kegiatan seminar Nasional Jalur rempah ini didedikasikan pada pelaksanaan Hari Nusantara di Kota Tidore, tentunya yang paling penting adalah seminar ini juga dalam rangka memperingati hari rempah nasional yang jatuh pada tanggal 11 Desember.
"Hari rempah nasional ini diangkat tanggal 11 Desember pada dasarnya dari Tidore bahwa pada tanggal 11 Desember tahun 1521 terdapat 27,3 ton cengkeh yang diekspor dari Tidore ke Eropa sehingga dari situlah setiap pada tanggal 11 Desember diperingati sebagai hari rempah nasional,” katanya
Kuswanto juga menambahkan, dari sisi sejarah Tidore sangat berperan penting di masa lalu terkait dengan perdagangan rempah, karena perdagangan rempah di Tidore saat itu sudah sangat mendunia, sehingga semua pedagang asing yang datang ke Maluku Utara untuk mencari rempah-rempah sehingga menimbulkan sebuah jalur yang kini dikenal sebagai jalur rempah.
Seminar Nasional Jalur rempah ini menghadirkan, Staf Ahli Walikota Bidang Kemasayarakatan dan SDM Drs Yakub Husain, Dosen Sejarah FIB Unkhair Ternate Drs Nani Djafar, MA, dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Maluku Utara, Peneliti Jalur Rempah Maulana Ibrahim P,Hd, dan sebagai Narasuber.*
====
Penulis: Aidar Salasa
Editor : Rustam Gawa