Ratusan warga Oba saat menggelar aksi unjuk rasa sekaligus meloporkan Samsul Rizal Hasdy atas kasus dugaan rasisme ke Polres Tidore. (Kamera/Aidar) |
Bakal calon Wali Kota Tidore itu di laporkan atas dugaan penghinaan dan rasisme kepada masyarakat Oba yang diduga di ucapkan pada acara silaturahmi di kelurahan Mareku, Jumat, 23 September kemarin.
Laporan itu disampaikan melalui aksi unjuk rasa di depan Mapolres Tidore, Senin pagi.
Idham Sabtu, salah satu warga Oba dalam orasinya mengatakan, kedatangan ratusan warga masyarakat Oba di Mapolres Tidore itu atas kesadaran hukum untuk mengadukan Samsul Rizal Hasdy.
"Kedatangan kami disini bukan dalam keadaan mabuk namun untuk menuntut keadilan atas statemen yang dikeluarkan oleh Syamsul Rizal beberapa waktu lalu," ucapnya.
Massa unjuk rasa membentangkan kertas bertuliskan kecaman atas dugaan kasus rasisme saat salah satu warga menyampikan orasi. (Kamera/Aidar) |
"Karena itu kami hadir didepan kantor kepolisian Kota Tidore ini dengan sadar bahwa orang Oba tahu republik ini adalah negara hukum. Olehnya itu pihak kepolisian harus tegakan hukum dan harus adili serta tangkap Syamsul Rizal," tegasnya.
Baca juga: Dinilai Rasis, Pernyataan Bacalon Wali kota Samsul Rizal di Kecam Warga Oba
Idham menyatakan, jika Polres Tidore dalam waktu dekat tidak memanggil Samsul Rizal maka masyarakat akan bertnidak sendiri.
"Kalau kemudian tidak direalisasi (permintaan ini) maka kami orang Oba akan mengadakan hukum rakyat. Supaya Samsul tahu bahwa orang Oba juga bisa," katanya.
"Setelah laporan ini kami sampaikan, tolong direalisasikan dan hukum ditegakan seadil-adilnya.Jangan memandang siapa itu dia Syamsul," sambungnya.
Idham menambahkan, pihaknya juga akan menyampaikan tuntutan warga Oba itu ke Polda Maluku Utara meminta mengintervensi menyelesaikan kasus tersebut.
Idham menyatakan, jika Polres Tidore dalam waktu dekat tidak memanggil Samsul Rizal maka masyarakat akan bertnidak sendiri.
"Kalau kemudian tidak direalisasi (permintaan ini) maka kami orang Oba akan mengadakan hukum rakyat. Supaya Samsul tahu bahwa orang Oba juga bisa," katanya.
"Setelah laporan ini kami sampaikan, tolong direalisasikan dan hukum ditegakan seadil-adilnya.Jangan memandang siapa itu dia Syamsul," sambungnya.
Idham menambahkan, pihaknya juga akan menyampaikan tuntutan warga Oba itu ke Polda Maluku Utara meminta mengintervensi menyelesaikan kasus tersebut.
Kapolres Tidore AKBP Setyo Agus Hermawan saat menemui massa unjuk rasa mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik aspirasi yang di sampaikan pendemo tersebut.
"Kami dari polres pada prinsipnya selaku aparat penegak hukum dan selaku aparat yang menjaga kamtibmas pasti akan menerima aspirasi pengaduaan," ujar kapolres.
Kapolres Tidore saat menemui ratusan warga Oba (Kamera/Aidar Salasa) |
"Kita akan tegakan supermasi hukum di wilayah Tidore ini, jadi silakan rekan-rekan membikin laporan pengaduaan atas kejadian itu ke SPKT. Yang pasti kita tindaklanjuti. Saya ulangi lagi pastinya kita tindaklanjuti," ucapnya.
Ia menegaskan, jika apa yang disampaikan Samsul Rizal Hasdy itu memenuhi unsur-unsur pidana maka diproses hingga tingkat pengadilan.
"Saya akan menjamin hal tersebut. Jadi saya minta silahkan rekan-rekan (pendemo) melaporkan ke SPKT Polres," pintanya.
Kapolres berharap agar kasus tersebut di percayakan kepada polisi. Ia juga minta masyarakat tidak mudah terprovokasi atas ucapan Samsur Rizal Hasdy.
"Saya berharap kepada seluruh elemen di Oba tidak terpancing dan terprovokasi," pintanya.
Dugaan Pernyataan Rasisme
Sebelumnya, dugaan pelecehan dan rasis itu disampaikan Samsul Rizal Hardy pada acara silaturahmi di kelurahan Mareku, kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan pada, Jumat (23/9) kemarin.
Pernyataan Samsul Rizal yang dikutip dalam potongan vidio pidatonya berdurasi 02.05 menit menyebutkan, bahwa kedepan konsep Tidore harus seperti Jeddah dan Mekkah.
"Jadi kalau Mekkah itu tanah haram, maka Tidore ini dijadikan tanah haram seperti Mekkah. Kalau konsep modernisasi itu di Oba, kalau mau membangun peradaban, mental, moral, itu di Tidore," ucap samsul.
Politisi Partai Berkarya itu menambahkan, kedepan, Tidore dijadikan pusat peradaban Islam di Asia Tenggara. Karena itu, pihaknya berencana akan membangun masjid besar dengan nama masjid Jazirah Al Mulk yang menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tenggara termasuk museum Moloku Kie Raha.
"Jadi, kalau mau kaco (kacau atau membuat onar) dan mau keto (mabuk) dan lain-lain itu di Oba, jangan di Tidore, tapi di Oba. Karena di Tidore itu negeri tarekat dan negeri adat. Jangan kotori. Kalau mau kotori itu di sana, bersama Sangir-Sangir di Oba," kata Samsul dalam vidio yang viral di jagad media sosial Maluku Utara itu.
Baca juga: Diduga Tebar Rasis ke Warga Oba Tidore, Syamsul Rizal Hasdy Bakal Dipolisikan
====
Penulis : Aidar Salasa
Editor : Irawan A. Lila
====
Penulis : Aidar Salasa
Editor : Irawan A. Lila