Sosialisasi Dampak Gunung Dukono, Kalaksa BPBD: 90 Hari Upaya Keselamatan Masyarakat

Sebarkan:
Suasana kegiatan Sosialisasi. (Istimewa).
KAMERA TOBELO - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara, Maluku Utara, bersama tim tanggap darurat lembaga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung menggelar sosialisasi peningkatan letusan Gunung Dukono.

Sosialiasai ini berlangsung di ruang Rapat Kantor BPBD Halmahera Utara. Selasa, 14 November 2023.

Dihadiri Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Halut Hentje M.L. Hetharia, S.Hut, Kabid Kedaruratan dan Logistik Heny Tonga, Pos pemantauan Gunung Dukono Sarjan dan Bambang, tim tanggap darurat Anrdy Setya Prayoga, Sofyan Primulyana, OPD, Basarnas, dan Camat serta Kepala Desa.

Andry Setia Prayoga tim PVMBG Bandung dalam paparan materinya mengatakan bahwa, PVMBG mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyelidikan dan pelayanan dengan membuat regulasi dan pemetaan serta menganalisa resiko bencana untuk peringatan dini aktifitas gunung api dan gerakan tanah juga melakukan pemantuan dan evaluasi.

"Gunung Dukono sendiri masuk pada Gunung api tipe A, setiap gunung api yang bearda di Indonesia mempunyai jenis bahaya bencana yang berbeda-beda," ujarnya.

"Sosialiasi ini agar kita bisa memahami bersama bagaimana rangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan, jadi tim pemantuan di daerah terus melakukan pemantauan," sambung Andry.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Halut Hentje M.L. Hetharia, diwawancarai terpisah menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim tanggap darurat Gunung Dukono Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kemetrian ESDM Bandung yang sudah memberikan sosialisasi untuk menambah pengetahuan dalam mengurangi resiko bencana.

"Kegiatan ini untuk menambah pengetahuan kita bersama bagaimana mengurangi resiko bencana gunung berapi, karena kita lihat bersama belakangan ini ada peningkatan debu vulkanik gunung dukono sehingga terjadi peningkatan penderita Ispa di RSUD Tobelo sekitar 15 persen dan rata-rata warga Tobelo Selatan," sebutnya.

"Diberikan waktu 90 hari kedepan ini, kami masih mengupyakan mitigasi untuk keselamatan masyarakat, baik itu pembagian masker,himbauan, dan beberapa kegiatan untuk membuat pembersihan jalan dari abu vulkanik gunung dukono," sambung Hentje.

Dirinya juga menyebutkan, pihaknya selalu melakukan komunikasi dengan BPBD Provinsi, bahkan BNPB, dan kementrian Sosial, dalam hal ini untuk melaporkan terkait kondisi mengenai bencana erupsi Gunung Dukono dan meminta beberapa bantuan bahan berupa tenda untuk mengantisipasi terjadi sesuatu yang lebih ekstrim.

"Selain tenda, kami juga meminta masker maupun obat obatan, hal ini kami laporkan hinga meminta solusi kepada BNPB untuk dapat menyikapi kondisi saat ini." tandasnya.

====
Penulis : Rustam Gawa.
Editor   : Rustam Gawa.
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini