Muhammad Sinen saat mengunjungi ibu Nofince Pudi (40), Warga Desa Akekolano, Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore. (Dar) |
TIDORE - Kisah seorang Ibu Rumah Tangga bernama Nofince Pudi (40), Warga Desa Akekolano, Kecamatan Oba Utara, menarik perhatian Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen.
Pasalnya, untuk bertahan hidup, Nofince beserta 5 anak kandungnya dengan terpaksa harus tinggal di sebuah gubuk, yang beratapkan terpal, berdinding triplek dan beralaskan tanah.
Akibat keterbatasan ekonomi, Nofince harus menggunakan boliho yang berukuran kurang lebih 2 x 4 Meter, untuk dijadikan dinding kamar. Sementara di bagian dapur dibiarkan terbuka begitu saja, tanpa ada pembatas dinding.
Kepada awak media, Nofince mengaku, kalau dirinya bersama 5 anaknya itu, sudah tinggal di gubuk tersebut selama kurang lebih satu minggu.
Sebelumnya, Nofince dan anak-anaknya itu tinggal di rumah kosong yang terletak di RT 01 RW 02 Desa Akekolano. Hanya saja, setelah pemiliknya datang, ia bersama anaknya kemudian keluar dan membangun sebuah gubuk, tepatnya di belakang rumah tersebut untuk dijadikan tempat tinggal.
"Saya aslinya orang Akekolano, dari kecil saya tinggal disini, hanya saja saat kerusuhan waktu itu, kami kemudian dilarikan ke manado. Setelah kami balik, itu kami sudah tidak punya rumah, dan kami tinggal di rumah kosong milik warga Akekolano, yang ada di perkampungan. Namun karena pemiliknya sudah ada sehingga kami harus keluar," jelasnya.
Melihat kondisi rumah tersebut, Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen ikut tersentuh, dan berniat akan membangun rumah milik Novince dan anak-anaknya itu.
"Setelah saya kembali dari Jakarta, Saya akan membangun rumah mereka dengan model tiga kamar, jadi rumahnya itu beton dan permanen," ungkap Ketua DPD PDIP Maluku Utara ini.
Hasrat untuk membangun Rumah milik Nofinnce, dikarenakan kisahnya mengingatkan perjalanan hidup Muhammad Sinen pada tahun 1981. Dimana pada masa itu, Muhammad Sinen dan adik-adiknya beserta ibunya pernah diusir dari rumah keluarga mereka di Maitara, Kecamatan Tidore Utara.
Kisah pilu penuh duka itu, lantas membuat Muhammad Sinen tak mau melihat Ibu Nofince harus mengalami kesusahan yang sama seperti dirinya kala itu.
"Setelah kami diusir waktu itu, kami kemudian membangun rumah di Kelurahan Rum, rumah itupun setengahnya berdinding sak semen. Sementara untuk kayu diberikan oleh bapaknya Abang Ko (Salah satu kabid di BPDB Tidore). Kami hidup dalam suasana susah dengan kondisi rumah seperti itu, mulai dari saya SD sampai SMK (STM)," kisahnya.
Selain berhasrat menolong orang susah, Muhammad Sinen menegaskan, bahwa selaku Ketua DPD PDIP, ia telah memerintahkan pengurusnya sampai pada tingkat ranting untuk terjun dan melihat secara langsung kondisi masyarakat.
Dari situ, ia kemudian mengetahui atas informasi yang berkaitan dengan Ibu Novince, dari Ketua Ranting PDIP Desa Akekolano.
"Saya tau informasi ini dari Ketua Ranting, makanya saya langsung berkunjung dan memastikan kondisi rumah yang ditinggal oleh mereka," tukasnya.
Kepedulian Muhammad Sinen dalam membantu warga kurang mampu untuk pembangunan, bukan saja baru pertama kali, melainkan sudah berulang kali dia lakukan.
"Sebagai pemimpin sudah menjadi tanggungjawab saya untuk melihat orang yang tidak mampu, saya lakukan hal ini karena hati saya juga ikut tergerak," tuturnya.
Melihat kebaikan Muhammad Sinen, Novince lantas mengucapkan banyak terimakasih atas kepedulian yang diberikan. Ia pun sangat bahagia karena akan dihadiahkan sebuah rumah oleh Wakil Walikota Tidore Kepulauan.*
====
Penulis: Aidar Salasa
Editor : Rustam Gawa