![]() |
Pertemuan tersebut dipimpin Wakil Ketua II DPRD Kota Tidore Kepulauan, Ridwan Moh. Yamin, didampingi anggota DPRD Yusuf Bahta. Agenda ini merupakan tindak lanjut dari surat resmi Forum Peduli Bahasa Tidore terkait posisi Bahasa Tidore yang belakangan dianggap sebagai dialek Kota Ternate.
Bahasa Tidore merupakan bahasa ibu dan warisan leluhur masyarakat Tidore, bukan dialek dari bahasa lain.
“Tujuan pertemuan ini adalah untuk mengembalikan identitas Bahasa Tidore sebagai bahasa asal Kota Tidore Kepulauan, bukan dialek Kota Ternate,” ujar Kepala Bagian Persidangan DPRD Kota Tidore Kepulauan, Sofyan A. Husain.
Sofyan menjelaskan, DPRD menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Forum Peduli Bahasa Tidore untuk memperjuangkan pengakuan Bahasa Tidore sebagai bahasa ibu.
DPRD juga mendorong agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tidore dapat mengusulkan Program Bahasa Tidore ke Pemerintah Pusat dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan, termasuk Forum Peduli Bahasa Tidore.
Lebih lanjut, Sofyan menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Kota Tidore dalam rapat tersebut menyatakan komitmennya untuk memasukkan Bahasa Tidore ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah secara bertahap.
“Setelah pertemuan ini, DPRD akan berkoordinasi dengan Balai Bahasa untuk mempertegas sikap lembaga terkait identitas Bahasa Tidore. Selain itu, DPRD meminta agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata segera menyiapkan seluruh persyaratan yang diperlukan untuk diajukan ke Pemerintah Pusat, dengan dukungan Forum Peduli Bahasa Tidore,” jelasnya.
====
Penulis: Aidar Salasa
Editor : Tim Redaksi
