Kades Sebelei Resmi Polisikan Koordinator Aksi LSM KANE dan 12 Warga ke Polda Malut

Sebarkan:
Kepala desa Sebelei, Samiun Asari saat membuat laporan di Ditrikmus Polda Maluku Utara
TERNATE - Koordinator aksi LSM Kalesang Anak Negeri (KANE), Risal Sangaji, dan 12 orang warga desa Sibelei resmi dilaporkan ke Ditkrimum Polda Maluku Utara atas dugaan pencemaran nama baik dan pemerasan.

Perkara tersebut dilaporkan oleh Samiun Asari, Kepala Desa (Kades) Sebelei, Kecamatan Makian Barat, Kabupaten Halamahera Selatan, pada Selasa pagi, 21 Juni 2022 kemarin.

Laporan pencemaran nama tersebut terkait dengan aksi demonstrasi yang dilakukan LSM KANE di kantor Inspektorat dan DPMD Kabuputan Halmahera Selatan ,pada 31 Mei 2022 kemarin.
Aksi demo LSM KANE di depan kantor Inspektorat Halmahera Selatan pada 31 Mei 2022 kemarin (istimewa)
Kepala desa Sebelei menyebut, aksinya LSM itu dengan tuntutan mendesak Inspektorat segera melakukan Audit Dana Desa (DD) Desa. Salah satu isu yang dituduhkan oleh pendemo, kata dia, adalah memperkaya diri dan menyalagunakan dana desa. 
Aksi demo LSM KANE di depan kantor  DPMD Halmahera Selatan pada 31 Mei 2022 kemarin (istimewa)

Sementara untuk 12 warga yang diduga melakukan pencemaran nama baik itu, lanjut Samiun, lantaran mereka melaporkan dirinya ke Inspektorat terkait penyelewengan dan penyalahgunaan Dana Desa (DD) dan ADD pada 6 Agustus 2021 lalu.

"Dalam laporan mereka nama saya disebutkan bahwa telah menyalagunakan anggaran DD dan ADD tahun 2016, 2017 dan 2018. Sementara di tahun 2016, kepala defenitifnya adalah saudara Hamadaya Ismail dan di 2017-2018 karateker kepala desa saat itu adalah adalah sauadara Sahrul Umar," katanya di Ternate.

"Karena itu saya tidak menerima hal itu dituduhkan kepada saya dan melaporkan ini ke penegak hukum," sambungnya.

Ke 12 warga yang dilaporkan itu masing-masing berinisial, AS, HU, SA, GK, IH, RA, NT, SH, BD, HI, HB, dan SA.

Sedangkan untuk dugaan pemerasan menurut Samiun, itu dilakukan oknum LSM pada berapa minggu sebelum LSM itu mengelar aksi demonstrasi.

"Jadi saya di telpon oleh oknum LSM yang diduga kuat koordinatornya, mereka mendesak saya agar memberikan uang 15 juta dengan alasan mengganti biaya sound sistem. Namun permintaan meraka saya tidak indahkan karena jujur saja, saya tidak punya uang sebanyak itu," ujar Samiun.

Tak hanya itu, kata Samiun, sebelumnya oknum LSM ini juga meminta uang  dengan alasan investigasi. "Kebutulan ada rejeki, saya membantu mereka sebesar 500 ribu yang di tranfer kerening salah satu oknum. Soal namanya nantinya akan saya sampaikan pada BAP laporan polisi," terangnya. (red)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini