Angka Stunting Rendah, Kadinkes Tikep Minta Seluruh Puskesmas Terus Mendata

Sebarkan:
Kadinkes Kota Tidore
TIDORE - Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Abdul Madjid Do M Nur mengaku, bahwa adanya perbedaan data antara data Survey Gizi Indonesia (SGI) yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan atau Kemenkes RI dengan data milik Dinkes Kota Tidore. 

Seperti diketahui, data milik SGI jumlah stunting di Kota Tidore telah mencapai 25,1 persen dari sasaran bayi balita berusia 0-5 tahun itu sebanyak 7 ribu lebih. Sedangkan data Dinas Kesehatan Kota Tidore per 13 Juli 2022, itu sudah berada di posisi 7,9 persen. 

"Kami menyadari bahwa data yang diinput oleh semua posyandu di Kota Tidore Kepulauan ini baru 60 persen, namun dalam pandangan kami, jika hasil penginputan sudah diatas 90 persen, maka data dari Kemenkes bisa kita bantah untuk dilakukan pengkajian kembali," ungkap Kepala Dinkes Kota Tidore, Abdul Madjid Do M Nur, saat ditemui di Kantor DPRD Kota Tikep, Rabu, 20 Juli 2022, kemarin.

Meski begitu, Abdul mengingatkan kepada semua Puskesmas untuk jangan dulu bersenang hati, karena posisi stunting di Kota Tidore berada di level terendah. Dimana kata dia, masih ada sebagian keluarga yang punya anak-anak usia 0-5 tahun yang belum terdata. 

"Kami telah menghimbau ke semua puskesmas untuk terus melakukan kegiatan posyandu agar dapat mendeteksi sebanyak-banyaknya keluarga yang punya anak dengan kategori stunting," jelasnya. 

Dikatakannya, bahwa terdapat beberapa standar yang telah ditetapkan oleh WHO, salah satunya seperti perbedaan tinggi badan bayi balita yang tidak sesuai dengan usia dari bayi tersebut. 

"Soal stunting ini masih kembali ke status gizi, jika tinggi bayi dan umur tidak sesuai namun dia memiliki status gizi yang baik, belum tentu itu bisa dikategorikan sebagai stunting," pungkasnya. (AS/red)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini