Partai Garuda "Ngotot" Bentuk Ranting Tiap Pangkalan Minyak di Tidore

Sebarkan:
Ketua DPC Partai Garuda H. Awat. Hi Amat saat diwawancara. (Kamera/Aidar).
KAMERA TIDORE - Pengurus Partai Garuda Kota Tidore Kepulauan, Maluku Urara, diduga memaksakan agen minyak tanah di wilayah Oba Kota Tidore Kepulauan untuk membentuk ranting partai Garuda di setiap pangkalan yang ada di wilayah setempat. Parahnya, setiap pangkalan dipaksa untuk merekrut puluhan orang untuk dijadikan anggota pengurus ranting partai tersebut.

Hal itu disampaikan salah satu agen pangkalan minyak tanah di Kecamatan Oba Tengah, Mahfud A Rahman mengaku, pihaknya juga pernah dipaksa. Padahal, selain agen minyak tanah, Mahfud juga merupakan Kepala Desa Akesahi yang aktif. 

"Awalnya kita juga tidak tahu apa ini tim atau apa, mereka datang ke rumah dan bertemu istri saya. Waktu itu, mereka menyuruh saya pasang bendera dan papan nama, hanya saya pikir itu bendera pangkalan minyak tanah, tetapi mereka datang mengatasnamakan H. Awat yang juga Ketua DPC Partai Garuda Tikep," ungkap Mahfud, Jumat 10 November 2023.

Mahfud menyebutkan, pengurus Parpol juga meminta agar mereka, (Kades dan Istri) untuk mengisi beberapa formulir yang dibawa oleh pengurus saat itu, sontak Mahfus menolak dikarenakan  kapasitasnya saat ini sebagai seorang kaepala desa. Pihaknya juga sempat marah atas tawaran parpol tersebut. 

"Saya sampaikan bahwa saya kades jadi tidak bisa. Dan mereka meminta saya mencari anggota dari keluarga saja. Dari situ, saya merasa aneh dan tidak nyaman dengan mereka yang datang di rumah, Saya bilang ke mereka, kalau kalian pakai cara-cara begini atau mau memutuskan pangkalan saya, ya silakan saja ketimbang saya harus mengisi formulir pengurus ranting," jelasnya.

"Yang jelas itu Partai Garuda, jadi mereka meminta setiap pangkalan ada pengurus, tapi saya menolak," sambung Mahfud.

Terpisah, Ketua DPC Partai Garuda H. Awat Hi. Amat kepada awak media mengaku, hal tersebut biasa terjadi di dunia politik.

Menurutnya, sebagai pemilik APMS di Tidore Kepulauan, pangkalan minyak tanah adalah mitranya, sehingga tidak menjadi  persoalan. Merekrut anggota ranting di setiap pangkalan, baginya hal lumrah.

"Kalau soal ancaman itu tidak ada. Itu juga tidak ada arahan dari siapa pun. Itu mungkin politik, kan biasa sudah. Yang mendukung di sebelah pasti bilangnya begini, yang di sebelahnya lagi pasti dukung lain dan bilangnya lain," kata Awat.

Awat bilang, soal aktivitas penjualan tetap berjalan normal sesuai yang termuat pada kontrak yang telah dibuat, sehingga, hal ini pula tidak bisa terlepas begitu saja. 

"Jadi ini kan penugasan, dari Pertamina ke APMS, lalu saya lanjutkan ke pangkalan maka tugas pangkalan menyalurkan. Harga jual juga sudah diatur," sebutnya. 

Soal perekrutan 30 orang untuk ranting partai itu juga hal biasa dilakukan dalam berpolitik. Menurutnya, APMS dan pangkalan adalah wadah untuk meraup suara sebanyak-banyaknya, saat Pemilu 2024 mendatang.

Bagi dia, mitra seperti pangkalan minyak tanah yang ada di Kecamatan Oba Tengah, bisa dijadikan momentum konsolidasi politik Partai Garuda. 

"Kan torang punya mitra kan di situ. Jadi bisa torang atur sampai ke bawah kan itu hal biasa. Sama halnya dengan kalian kan. Yah mungkin saja bisa bantu 10 orang, kan bisa juga baku ator bagitu tarada." tandasnya.

====
Penulis : Aidar Salasa.
Editor    : Rustam Gawa.
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini