Foto bersama saat penyalaan listrik di Desa Pumadada dan Desa Baja. (Humas PLN) |
TOBELO - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) terus berupaya menghadirkan listrik hingga ke pelosok negeri untuk mewujudkan energi berkeadilan bagi masyarakat.
Baru-baru ini, PLN UIW MMU melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tobelo kembali merealisasikan penyalaan Listrik Desa (Lisdes) bagi masyarakat di dua desa. Yakni, Desa Pumadada dan Desa Baja di Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Dengan penyalaan serentak di dua desa ini, sebanyak 118 warga kini dapat merasakan nikmatnya kemudahan dalam beraktivitas sehari-hari dengan menggunakan bantuan energi listrik.
Adapun rinciannya, 32 pelanggan Lisdes tersebar di Desa Pumadada dan 86 di Desa Baja. Golongan Tarif listrik yang dipasang pun beragam mulai dari tarif rumah tangga hingga tarif bisnis, masing-masing diberikan sesuai dengan peruntukannya.
General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula menyampaikan, pemerataan akses listrik hingga ke pelosok merupakan salah satu mandat yang diembani PLN.
“Kita tahu bersama bahwa listrik ini sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, dari kebutuhan rumah tangga hingga rencana usaha. Bersama dengan pemerintah, kami berupaya untuk mewujudkan kemudahan akses itu untuk masyarakat, terutama di wilayah kerja PLN UIW MMU. Mimpi kami melihat seluruh masyarakat yang tersebar di 2 Provinsi yakni Maluku dan Maluku Utara dapat menikmati listrik PLN hingga 100 persen. Untuk itu kami terus berupaya akan merealisasikan hal tersebut secara bertahap,” ujar Awat.
Awat berharap, melalui penyalaan listrik di dua desa ini, ratusan masyarakat benar-benar bisa merasakan manfaatnya. Selain itu, dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup di daerah masing-masing.
“Jadi, pakailah listrik sesuai kebutuhannya. Manfaatkan juga untuk mendukung usaha-usaha apapun yang dapat menghasilkan pemasukan bagi keluarga, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat dapat lebih meningkat” pesan Awat bagi pelanggan Lisdes.
Sementara itu, Assistant Manager Pemasaran UP3 Tobelo, Husen menuturkan, sebelum jaringan listrik PLN masuk, kedua desa tersebut hanya mengandalkan mesin diesel, dengan kapasitas daya yang belum dapat mencukupi kebutuhan masyarakat setempat. Selain mengandalkan mesin diesel milik pemerintah desa, warga setempat hanya dapat mengandalkan mesin diesel yang dimiliki di rumah masing-masing. Sayangnya, tak semua warga memiliki fasilitas diesel pribadi di rumah. Mengingat harga mesin diesel yang cukup mahal, belum ditambah dengan biaya pemeliharaan, serta harga minyak yang relatif tinggi, sehingga masyarakat tidak dapat menikmati listrik secara kontinyu.
“Pemerintah daerah setempat kemudian mengambil langkah kolaborasi bersama PLN untuk menghadirkan listrik di kedua desa ini. Tentu hal tersebut berarti bahwa sinergitas harus kita bangun bersama untuk kepentingan hajat hidup orang banyak dalam memajukan suatu daerah” tutur Hasan.
Sebelum listrik PLN masuk, masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 6 jam untuk menggunakan listrik untuk keperluan rumah tangga. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, pemerintah desa dan PLN menganggap perlu adanya jaringan listrik PLN yang harus dibangun guna mendukung peningkatan kualitas hidup masayarakat, peningkatan kualitas taraf hidup dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa kondisi di kedua desa ini memiliki potensi untuk dapat lebih berkembang dengan adanya dukungan fasilitas yang memadai, salah satunya yaitu dengan menghadirkan listrik secara andal dan berkualitas.
Jaringan listrik milik PLN yang masuk di Desa Pumadada dan Desa Baja ini disuplai langsung dari PLTD Barataku dengan kapastias mesin sebesar 100 kVA. Untuk beban daya yang disalurkan di kedua desa tersebut sebesar 5 kW, mengingat jam nyala di kedua desa tersebut masih berkisar pada 12 jam.
“Kami berharap dengan hadirnya listrik di kedua desa ini mampu memberikan kenyamanan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, serta menjadi pemicu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Yang sebelumnya listrik menyala 6 jam kini masayarakat dapat menikmati listrik selama 12 jam. Kini anak-anak yang mau belajar hingga larut malam dapat terfasilitasi, orang tua yang ingin mempersiapkan barang jualan untuk diperjualbelikan esok hari tidak perlu khawatir lagi akan ketersediaan listrik. Kami juga mohon bantuan masyarakat untuk dapat mengawal pelayanan kelistrikan PLN jika ada kendala kelistrikan, gangguan pada kWhmeter ataupun menemukan jaringan listrik PLN yang bermasalah mohon untuk dapat segera dilaporkan ke PLN setempat. Pada kesempatan yang sama ini kami juga mengimbau agar masyarakat tidak mengotak-atik kWhmeter, karena kWhmeter tersebut adalah milik PLN bukan milik pelanggan, kenapa hal ini perlu disampaikan karena sering kali ditemukan di lapangan, pelanggan mengira bahwa kWhmeter itu milik pelanggan. Dan yang terakhir yang perlu disampaikan untuk siapa saja selalu waspada dan berhati-hati akan segala sesuatu yang berhubungan dengan listrik. Listrik memang tidak dapat dilihat tapi jika terkena sengatannya, nyawa sebagai taruhannya,” terang Husen.
Penyalaan dua desa ini dihadiri langsung oleh Assitant Manager Pemasaran UP3 Tobelo beserta TL Pelayanan Pelanggan ULP Tobelo. Dalam kegiatan ini PLN juga menggandeng stakeholder setempat untuk dapat ikut berpartisipasi dan mengambil peran dalam penyalaan listrik di dua desa tersebut, mengingat para stakeholder ini ialah selaku pejabat yang mempunyai wewenang atas daerah tersebut.* (Red