Pulihkan Ekologi Gebe, Smart Marsindo Genjot Penanaman 4.000 Pohon

Sebarkan:
HALTENG - Upaya memulihkan kembali rona alam di kawasan tambang nikel Pulau Gebe digencarkan PT Smart Marsindo. Perusahaan menanam 4.000 pohon pada empat titik lahan bekas tambang sebagai bagian dari kewajiban reklamasi sesuai regulasi pertambangan nasional.

Program ini menjadi langkah jangka panjang untuk mengembalikan fungsi ekologis kawasan pesisir yang bertahun-tahun terdampak aktivitas tambang.

Direktur PT Smart Marsindo melalui Humas perusahaan, Rusli, mengatakan bahwa proses penghijauan yang berlangsung dalam empat bulan terakhir dilakukan secara terukur dan tidak terburu-buru. Masyarakat lokal dilibatkan dalam setiap tahap, mulai dari penyemaian bibit, penataan lahan, hingga penanaman langsung.

“Bibit reklamasi disemai oleh masyarakat sebagai bentuk pemberdayaan. Untuk setiap polybag kami membayar Rp3.000, dengan jarak tanam sekitar tiga meter,” ujar Rusli, Jumat (5/12/2025).

Pelibatan warga bukan hanya membuka lapangan kerja tambahan, tetapi juga menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap lahan yang dipulihkan. Menurut perusahaan, keterlibatan masyarakat menjadi kunci agar program tidak berhenti pada kegiatan tanam semata, melainkan berlanjut hingga tahap perawatan dan pemantauan jangka panjang.

Dalam program ini, perusahaan menanam empat jenis tanaman: cemara laut 3.000 batang, mahoni 1.000 batang, serta casuarina dan bintangur. Jenis tersebut dipilih karena sesuai dengan karakteristik lahan pascatambang di Pulau Gebe, terutama wilayah dengan tingkat keasaman tinggi dan terpaan angin laut. Seluruh bibit diproduksi melalui fasilitas pembibitan perusahaan untuk menjamin kualitas tanaman.

Rusli menjelaskan bahwa reklamasi tidak sebatas menanam pohon. Rangkaian tahapan teknis dilakukan secara menyeluruh, dimulai dari recontouring untuk menata ulang kontur lahan dan menstabilkan lereng. Setelah itu, topsoil dikembalikan dan media tanam diperbaiki menggunakan bahan organik agar pohon mampu tumbuh di tanah yang sebelumnya miskin unsur hara.

Tahapan lanjutan adalah pembangunan nursery, pusat pembibitan tempat bibit dirawat hingga siap dipindahkan ke area revegetasi. Perusahaan juga menggunakan tanaman pionir, jenis yang tahan kondisi ekstrem lahan tambang untuk mempercepat terbentuknya tutupan vegetasi awal.

Seluruh area reklamasi kemudian mendapat pemeliharaan rutin. Tim perusahaan bersama masyarakat memantau pertumbuhan pohon, kondisi tanah, dan tingkat keberhasilan revegetasi. Pemeliharaan ini dinilai penting agar tanaman tidak hanya tumbuh, tetapi juga menetap dan membentuk ekosistem baru yang lebih stabil.

Rusli menegaskan bahwa komitmen perusahaan bukan sekadar memenuhi kewajiban regulasi.

“Kami ingin memastikan lingkungan di Pulau Gebe dapat pulih dan kembali produktif,” tutup Rusli.* (Red)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini