Sungai Inggoi dan Penantian: Bocah yang di Terkam Buaya Belum Ditemukan

Sebarkan:
Operasi pencarian korban. (Istimewa)
HALSEL - Sungai Inggoi tak lagi sekadar aliran air bagi warga Desa Amasing. Sejak Selasa sore itu, sungai ini berubah menjadi saksi bisu sebuah kehilangan yang belum menemukan jawaban. Di arusnya yang tenang namun mematikan, Affan—bocah 10 tahun—lenyap setelah diterkam buaya saat mandi bersama teman-temannya, Selasa (16/12/2025).

Sejak kejadian itu, waktu seolah berhenti di tepi sungai. Hari berganti malam, malam kembali ke pagi, namun satu hal tak berubah: penantian yang menggantung di dada keluarga dan warga desa.

Pencarian berlangsung dalam suasana yang sunyi namun sarat harap. Setiap langkah tim SAR menyusuri bantaran sungai terasa seperti menghitung detik-detik kecemasan. Setiap pusaran air diperhatikan dengan mata penuh doa—barangkali di sanalah Affan akan kembali ditemukan, meski dengan cara yang tak lagi diinginkan.

Laporan kejadian diterima Kantor SAR Ternate dari BPBD Halmahera Selatan tak lama setelah peristiwa tragis itu. Pukul 21.05 WIT, tim SAR langsung bergerak. Gelap belum sepenuhnya turun, namun pencarian sudah dimulai. Tanpa menunggu pagi, mereka menantang arus, kegelapan, dan rasa takut yang mengendap di setiap sudut sungai.

Di darat, personel menyisir semak-semak di sepanjang bantaran Sungai Inggoi. Di air, perahu karet dan longboat milik warga bergerak perlahan, nyaris tanpa suara. Semua dilakukan dengan kehati-hatian—bukan hanya untuk menemukan Affan, tetapi juga untuk bertahan dari ancaman buaya lain yang masih mengintai.

Sesekali, pencarian harus dihentikan. Ancaman kemunculan buaya lain membuat semua langkah tertahan. Alam seolah menunjukkan bahwa tragedi ini belum selesai. Pawang buaya setempat pun dilibatkan, berharap kehadirannya bisa menjadi jembatan antara manusia dan keganasan sungai.

Di tepi sungai, warga Desa Amasing memilih bertahan. Ada yang ikut membantu, ada yang hanya duduk terdiam dengan mata sembab menatap air yang terus mengalir. Di antara mereka, keluarga Affan berdiri paling lama—menggenggam harapan yang kian rapuh, namun tak rela dilepaskan.

Tak ada tangis yang benar-benar pecah, namun kesedihan terasa menggantung di udara. Nama Affan kerap disebut lirih, seolah sungai bisa mendengarnya dan mengembalikan bocah itu ke pelukan orang-orang yang mencintainya.

Hingga kini, Tim SAR Gabungan masih berada di lapangan. Pencarian terus dilanjutkan tanpa kepastian kapan akan berakhir. Setiap menit terasa berat, setiap jam menjadi ujian, namun upaya tak pernah dihentikan—karena di balik pencarian ini, ada kemanusiaan yang menolak menyerah.

Unsur SAR yang terlibat meliputi Unit Siaga SAR Halmahera Selatan, Kodim 1509 Labuha, Polres Halmahera Selatan, Pos Polair Halsel, Pos AL Bacan, Pos Brimob Halsel, Damkar, serta masyarakat Desa Tamansari dan Rawabadak.

Identitas Korban:

Nama: Affan

Umur: 10 Tahun

Alamat: Desa Amasing Bacan, Halmahera Selatan

Di tengah arus Sungai Inggoi yang tak pernah berhenti mengalir, pencarian Affan masih berlangsung. Senter masih menyala di malam hari, doa terus dipanjatkan tanpa henti, dan harapan—sekecil apa pun—tetap dijaga agar tak tenggelam bersama gelap.* (Punkzul)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini