![]() |
| Ilustrasi penyaluran minyak tanah. (Dok: Antara) |
Seorang warga yang enggan menyebutkan namanya mengaku kaget karena jatah resmi 10 liter per KK tiba-tiba disusutkan saat pembagian. Lebih parah lagi, satu rumah berisi tiga KK yang seharusnya menerima total 50 liter hanya dilempar 10 liter saja.
“Petugas hanya bilang pasokan tidak cukup. Tapi yang kami lihat, cara pembagiannya memang tidak transparan,” ungkapnya.
Padahal pembagian tersebut didampingi pegawai Pemkot dari bagian ekonomi. Namun, kehadiran aparat pemerintah tak menghentikan praktik pemotongan yang dianggap mencederai hak warga.
“Kami cuma ingin jatah sesuai kuota, tidak lebih,” tegas warga itu.
Situasi makin memanas ketika warga mendengar adanya instruksi lurah kepada petugas agar pembagian untuk RT 05 dihentikan. Petugas bahkan disebut menerima telepon langsung dari lurah dengan dalih jatah minyak tanah kali ini dialihkan untuk RT 06.
Intervensi sepihak ini membuat warga merasa diperlakukan secara tidak adil. Penyaluran BBM yang seharusnya transparan justru berubah menjadi polemik yang memantik kecurigaan.
Diketahui, penyaluran pasokan minyak tanah subsidi untuk RT 05 dan RT 06 selama ini ditangani oleh Pangkalan Minyak Tanah (PMT) Kodrat Haji Ishak. Namun persoalan yang berulang membuat warga meminta adanya evaluasi terhadap mekanisme
Sementara itu, hingga berita ini dipublis PMT Kodrat Haji Ishak dan Lura Kalumata belum berhasil dikonfirmasi.* (Red)
Sementara itu, hingga berita ini dipublis PMT Kodrat Haji Ishak dan Lura Kalumata belum berhasil dikonfirmasi.* (Red)
